REFERENSI BERITA - Pada tahun 1956 Presiden Pertama Republik Indonesia Bung Karno mendatangi Uni Soviet yang sekarang menjadi negara Rusia.
Kedatangan Bung Karno ke negara Rusia yang saat ini tengah berperang dengan Ukraina, untuk menghadiri beberapa kegiatan dengan Presiden Uni Soviet Nikita Khrushchev.
Namun, beberapa kegiatan kenegaraan terpaksa harus dibatalkan oleh Bung Karno lantaran, saat mengunjungi Leningrad, sebuah kota yang menjadi rebutan banyak pihak karena memiliki banyak bangunan dnegan arsitektur menarik menjadi perhatian Bung Karno.
Baca Juga: Bertemakan Berjiwa Mi'raj, Ini Teks Lengkap Pidato Bung Karno di Isra Mi'raj 1959
Dikutip dari bungkarno.id, sebagaimana diceritakan dalam buku Sahabat Lama, Era Baru (60 Tahun Indonesia – Rusia) karya Tomi Lebang, terbitan Grasindo (2010), dan juga ditulis oleh Fauzan Al-Rasyid, kolumnis Russia Beyond The Headline (RBTH)- situs Rusia berbahasa Indoensia- dalam artikelnya berjudul: Masjid Biru Sankt Peterburg, Saksi Sejarah Manisnya Hubungan Indonesia-Soviet di Era ’50-an.
Saat itu, di Leningrad banyak berdiri pabrik dan pergudadangan. Namun diantara sejumlah bangunan yang ada, Bung Karno tertarik pada sebuah gudang berkubah saat melintasi Trinity Bridge. Melihat dari bentuknya, Bung Karno yakin jika itu adalah masjid. Jika berfungsi baik, masjid itu menurut Bung Karno bisa menampung lebih 3000 jamaah.
Baca Juga: Jadi Sosok Misterius, Ini Asal Usul Syekh Siti Jenar
Melihat bangunan itu, Bung Karno membatalkan beberapa agenda untuk mengetahui lebih lanjut. Dua menara kembar ditambah sebuah kubah meyakinkan Bung Karno bahwa itu adalah sebuah masjid. Presiden Indonesia itu kemudian meminta rombongan untuk mendatangi bangunan itu.
“Sejumlah jadwal kunjungan Presiden Soekarno yang telah disusun ke Leningrad dibatalkan,” cerita Mufti Besar Sankt Peterburg Zhafar Ponchaev.
Dugaan Bung Karno benar adanya. Gudang itu sebelumnya adalah sebuah masjid yang difungsikan sebagai tempat peralatan medis sejak pecah Perang Dunia II. Dan memang pada Pengan Dunia II, bukan hanya masjid yang dijadikan gudang di Uni Sovyet, namun juga gereja.
Baca Juga: Mengenal Konvensi 1972 Tentang Larangan Penggunaan Senjata Biologis Dalam Perang
Soekarno kemudian bertemu Nikita Khrushchev, sang pemimpin Soviet dan membahas kondisi Masjid Biru yang baru ia kunjungi. Pemimpin Rusia kemudian mewujudkan permintaan Bung Karno tersebut.
Kini Masjid Sankt Peterburg banyak dikunjungi dan menjadi tempat ibadah ribuan orang. Bahkan jemaahnya pun sering membludak hingga ke luar masjid. Dan dapat dikatakan, Masjid Biru ini menjadi simbol kedekatan Indonesia dan Rusia.
“Soekarno meminta masjid ini dikembalikan sesuai fungsinya. Sepuluh hari setelah kunjungan Presiden Soekarno, bangunan ini kembali menjadi masjid,” kata Ponchaev.
Artikel Terkait
Kisah Dibalik Gedung Penyelenggara Konferensi Asia Afrika di Bandung Tahun 1955
Nostalgia: Lima Mainan Populer di Era Tahun 80-90-an yang Bikin Kangen
Detik-Detik Jatuhnya Kekhalifahan Abbasiyah di Baghdad oleh Pasukan Mongol
Kupu-Kupu Malam Dalam Pusaran Revolusi: Begini Peran Pekerja Seks Pada Masa Revolusi Kemerdekaan Indonesia
Sejarah Hubungan Indonesia dan Uni Soviet dan Penemuan Makam Imam Bukhari oleh Bung Karno
Menilik Konflik Ukraina, Perebutan Wilayah Antara Uni Soviet dan Jerman Tahun 1941-1944
Terkenal Se Nusantara, Ini Sejarah Ilmu Teluh dan Pelet di Banten
Mengenal Konvensi 1972 Tentang Larangan Penggunaan Senjata Biologis Dalam Perang
Jadi Sosok Misterius, Ini Asal Usul Syekh Siti Jenar
Bertemakan Berjiwa Mi'raj, Ini Teks Lengkap Pidato Bung Karno di Isra Mi'raj 1959