Di Uni Soviet atau Rusia, Bung Karno Sulap Gudang Senjata Jadi Masjid Megah

photo author
- Senin, 28 Februari 2022 | 14:40 WIB
Di Uni Soviet atau Rusia, Bung Karno Sulap Gudang Senjata Jadi Masjid Megah (Arsip Negara RI)
Di Uni Soviet atau Rusia, Bung Karno Sulap Gudang Senjata Jadi Masjid Megah (Arsip Negara RI)

REFERENSI BERITA - Pada tahun 1956 Presiden Pertama Republik Indonesia Bung Karno mendatangi Uni Soviet yang sekarang menjadi negara Rusia.

Kedatangan Bung Karno ke negara Rusia yang saat ini tengah berperang dengan Ukraina, untuk menghadiri beberapa kegiatan dengan Presiden Uni Soviet Nikita Khrushchev.

Namun, beberapa kegiatan kenegaraan terpaksa harus dibatalkan oleh Bung Karno lantaran, saat mengunjungi Leningrad, sebuah kota yang menjadi rebutan banyak pihak karena memiliki banyak bangunan dnegan arsitektur menarik menjadi perhatian Bung Karno.

Baca Juga: Bertemakan Berjiwa Mi'raj, Ini Teks Lengkap Pidato Bung Karno di Isra Mi'raj 1959

Dikutip dari bungkarno.id, sebagaimana diceritakan dalam buku Sahabat Lama, Era Baru (60 Tahun Indonesia – Rusia) karya Tomi Lebang, terbitan Grasindo (2010), dan juga ditulis oleh Fauzan Al-Rasyid, kolumnis Russia Beyond The Headline (RBTH)- situs Rusia berbahasa Indoensia- dalam artikelnya berjudul: Masjid Biru Sankt Peterburg, Saksi Sejarah Manisnya Hubungan Indonesia-Soviet di Era ’50-an.

Saat itu, di Leningrad banyak berdiri pabrik dan pergudadangan. Namun diantara sejumlah bangunan yang ada, Bung Karno tertarik pada sebuah gudang berkubah saat melintasi Trinity Bridge. Melihat dari bentuknya, Bung Karno yakin jika itu adalah masjid. Jika berfungsi baik, masjid itu menurut Bung Karno bisa menampung lebih 3000 jamaah.

Baca Juga: Jadi Sosok Misterius, Ini Asal Usul Syekh Siti Jenar

Melihat bangunan itu, Bung Karno membatalkan beberapa agenda untuk mengetahui lebih lanjut. Dua menara kembar ditambah sebuah kubah meyakinkan Bung Karno bahwa itu adalah sebuah masjid. Presiden Indonesia itu kemudian meminta rombongan untuk mendatangi bangunan itu.

“Sejumlah jadwal kunjungan Presiden Soekarno yang telah disusun ke Leningrad dibatalkan,” cerita Mufti Besar Sankt Peterburg Zhafar Ponchaev.

Dugaan Bung Karno benar adanya. Gudang itu sebelumnya adalah sebuah masjid yang difungsikan sebagai tempat peralatan medis sejak pecah Perang Dunia II. Dan memang pada Pengan Dunia II, bukan hanya masjid yang dijadikan gudang di Uni Sovyet, namun juga gereja.

Baca Juga: Mengenal Konvensi 1972 Tentang Larangan Penggunaan Senjata Biologis Dalam Perang

Soekarno kemudian bertemu Nikita Khrushchev, sang pemimpin Soviet dan membahas kondisi Masjid Biru yang baru ia kunjungi. Pemimpin Rusia kemudian mewujudkan permintaan Bung Karno tersebut.

Kini Masjid Sankt Peterburg banyak dikunjungi dan menjadi tempat ibadah ribuan orang. Bahkan jemaahnya pun sering membludak hingga ke luar masjid. Dan dapat dikatakan, Masjid Biru ini menjadi simbol kedekatan Indonesia dan Rusia.

“Soekarno meminta masjid ini dikembalikan sesuai fungsinya. Sepuluh hari setelah kunjungan Presiden Soekarno, bangunan ini kembali menjadi masjid,” kata Ponchaev.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Abdul Rosid

Sumber: bungkarno.id

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X