Sejarah Hubungan Indonesia dan Uni Soviet dan Penemuan Makam Imam Bukhari oleh Bung Karno

photo author
- Jumat, 25 Februari 2022 | 14:09 WIB
Bung Karno saat melakukan pertemuan dengan pemimpin Uni Soviet (Kloase)
Bung Karno saat melakukan pertemuan dengan pemimpin Uni Soviet (Kloase)

REFERENSI BERITA - Indonesia pada era Presiden Republik Indonesia pertama Bung Karno, mempunyai hubungan diplomatik yang harmonis.

Hal tersebut tidak terlepas dari sejarah panjang yang diciptakan oleh Bung Karno dan pemimpin Uni Soviet kala itu.

Nama Bung Karno dari dulu hingga sekarang begitu legendaris bagi masyarakat Uzbekistan, dimana negara tersebut merupakan negara di Asia Tengah pecahan dari Uni Soviet.

Baca Juga: Simak Penjelasan Kitab Qurrotul Uyun Soal Etika dan Posisi Saat Berhubungan Intim atau Jima

Kepopuleran nama Presiden Soekarno berkaitan dengan kisah ditemukannya makam Imam Bukhari, seorang perawi nabi yang sangat termasyur di kalangan umat Islam.

Dikutip dari situs resmi MPR RI, sejarah keharmonisan Indonesia dan Uni Soviet tercipta setelah sang pemimpin Uni Soviet menyetujui permintaan Bung karno untuk menemukan makam Imam Bukhari.

Diketahui, saat ini komplek makam Imam Bukhari yang terletak di desa Hartang, sekitar 25 kilometer dari Samarkand telah menjadi salah satu wisata umat Islam seluruh dunia.

Baca Juga: Beasiswa LPDP 2022 Resmi Dibuka, S1, S3, S3 Catat Persyaratannya

Kisah tersebut bukan hanya cerita fiksi, pada tahun 1955 dimulainya sejarah Soekarno dengan bangsa Uzbekistan pada konferensi Asia Afrika.

Pemerintah Uni Soviet mengundang Presiden Soekarno untuk melakukan kunjungan kenegaraan ke Moskow. Saat itu, Soekarno sadar, sebagai Presiden Indonesia yang dianggap sebagai pemimpin negara-negara Non Blok harus bersikap netral terhadap Blok Timur maupun Blok Barat.

Tapi disisi lain, Soekarno juga menyadari bahwa Indonesia butuh dukungan Soviet untuk melegitimasi eksistensi negara-negara non-blok dan kesepakatan yang telah dicapai dalam Konferensi Asia Afrika tahun 1955.

Baca Juga: Benarkah Ancam Istri dengan Kata Cerai Sudah Masuk Talak? Begini Kata Buya Yahya

Soekarno juga menyadari membutuhkan dukungan Soviet untuk menghadapi berbagai upaya negara-negara Barat yang masih terus berusaha menjajah dan menguasai kembali Indonesia.

Sementara itu, Soekarno menyadari bahwa mayoritas masyarakat Indonesia adalah beragama Islam sehingga tidak mungkin Indonesia akan ikut blok timur yang dipimpin oleh negara komunis Soviet.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Abdul Rosid

Sumber: MPR RI

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X