REFERENSI BERITA - Wawasan dan pengetahuan mahasiswa tidak melulu didapatkan dari ruang kelas. Karenanya mahasiswa harus sesering mungkin ke luar kampus untuk melihat dunia luar kampus.
Hal ini disampaikan dosen mata kuliah arkeologi Universitas Islam Negeri (UIN) Sultan Maulana Hasanuddin Banten, Dr. Ali Fadillah saat mendampingi puluhan mahasiswa Fakultas Ushuluddin dan Adab (FUDA) yang melakukan kunjungan ke Museum Negeri Provinsi Banten pada Selasa, 11 Oktober 2022.
Menurut Ali Fadillah, dengan melihat museum mahasiswa bisa meliaht sekaligus bisa membedakan mana koleksi arkeologika, mana koleksi etnografika dan mana koleksi keramalogi.
Baca Juga: Ombudsman tak Mau Hadiri Sidang, Penggugat Minta Presiden dan DPRRI Tinjau Ulang UU 37/2008
"Ini sangat penting untuk dijadikan referensi bahan berbagai tulisan. Apakah itu untuk menyusun skrispi, menulis berita dan lainnya. Jangan khawatir, ilmu pengetahuan pasti akan berguna ke depannya," ungkap Ali Fadillah.
Sementara Siti Humayroh, salah seorang mahasiswsa UIN mengaku sangat senang berkunjung ke Museum Negeri Provinsi Banten.
Menurutnya, dengan adanya kunjungan ke museum sangat membantu dirinya untuk mengetahui hal-hal yang awalnya tidak tahu menjadi tahu. Terutama tentang bangunan dan benda-benda arkeologi.
Baca Juga: Uday Suhada: Evaluasi Penjabat Sekda dan Kepala BKD Banten, Segera!
"Pengetahuan yang baru kami dapat dari museum ini adalah bangunan atau benda bisa dikatakan bersejarah, apabila sudah mencapai usia 50 tahun ke atas," paparnya.
Dia berharap Museum Negeri Provinsi Banten selalu memberikan manfaat bagi para pelajar dan masyarakat umum, dan makin banyak orang yang tertarik dengan benda-benda arkeologi.
Mahasiswa lainnya, Nafila mengungkapkan kesannya setelah berkunjung ke Museum Negeri Provinsi Banten.
Baca Juga: SMRC Beberkan Plus Minus Dukungan untuk Nasdem setelah Usung Anis Baswedan
"Setelah mengunjungi museum kami mendapatkan wawasan yang lebih yang tentunya lebih jelas daripada yang ada di buku, karena kita mengetahui secara langsung objek kajian arkeologi berupa artefak, dan peninggalan kerajaan Banten," ungkap Nafila.
Menurutnya, pengetahuannya bertambah karena saat berkunjung tidak hanya mempelajari arkeologi, namun sekaligus belajar dan mengetahui teori ilmu-ilmu tulisan kuno atau efigrafi.
Artikel Terkait
Ngeri, Ustadz Ujang Bustomi Rintis Museum Santet di Cirebon Sebagai Media Dakwah
Sejarah Singkat dan Asal Usul Nama 'Cileles', Ini Penjelasan Edukasi Museum Multatuli
Ini Koleksi Benda-Benda Peninggalan Nabi Muhamad di Museum Topkapi Turki yang Mesti Kita Ketahui
Mahasiswa Pendidikan Sejarah Untirta Dukung Pengembangan Museum Banten