Banjarnegara Erat Kaitanya dengan Kerajaan Mataram dan Majapahit, Begini Kata Guru Besar UMP

photo author
- Selasa, 25 Juni 2024 | 17:16 WIB
Guru besar sejarah Universitas Muhammadiyah Purwokerto (UMP) Prof Sugeng Priyadi saat membaca Babad Desa Petambakan terbitan tahun 1984 (doc. Heni Purwono)
Guru besar sejarah Universitas Muhammadiyah Purwokerto (UMP) Prof Sugeng Priyadi saat membaca Babad Desa Petambakan terbitan tahun 1984 (doc. Heni Purwono)

REFERENSIBERITA.COM – Guru besar sejarah Universitas Muhammadiyah Purwokerto (UMP) Prof Sugeng Priyadi meyakini Banjarnegara memiliki keterikatan historis dengan kerajaan Mataram baik hindu, budha maupun Islam hingga Majapahit.

Prof Sugeng mengungkapkan hal tersebut didepan Ketua Tim Ahli Cagar Budaya (TACB) Banjarnegara Heni Purwono yang datang menyerahkan naskah Babad untuk dikaji.

"Mandiraja misalnya, itu ada kaitannya dengan raja Mandi Minyak, ada juga Gunung Raja dan lain-lain,” ujar Prof Sugeng.

Lebih jauh Prof Sugeng menjelaskan, terkait percandian Dieng sangat erat kaitanya dengan ratu Sima dan raja Sanjaya pada awal pendirian mataram Hindu.

Baca Juga: Pilkada Banjarnegara 2024: Hasil Survei dr. Amalia Desiana Tempati Posisi Puncak

“Di era Majapahit, Banyumas Raya adalah wilayah setara provinsi dengan pemimpin setara gubernur, Bhre Paguhan hingga Mataram Islam, banyak hal terkait dengan Banjarnegara," jelas Direktur Banjoemas Institute itu.

Sementara itu Ketua Tim Ahli Cagar Budaya (TACB) Banjarnegara Heni Purwono mengatakan, Prof Sugeng selalu mengungkap fakta sejarah dengan menganalisis data dan temuan dilapangan.

“Kekuatan beliau adalah karena beliau orang lokal, sehingga paham benar dengan lingkungan yang diteliti,” ujar Heni.

Heni menambahkan, selain menganalisis data dan temuan, Prof Sugeng juga meneliti langsung teks babad serta referensi prasasti yang terkait dengan sejarah Banyumas raya.

Baca Juga: Warga Beberapa Wilayah di Banjarnegara Keluhkan Kelangkaan Gas Melon 3 Kilogram

“Tentunya ini menjadi menarik untuk kita telusuri perihal sejarah keterkaitan Banjarnegara dengan Mataram,” lanjutnya.

Dalam kesempatan tersebut, Heni membawa babad dari Desa Petambakan terbitan tahun 1984 dengan tipe tembang Dandanggula setelah 63 halaman untuk diterjemahkan dan dikaji. ***

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: M Alwan Rifai

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X