REFERENSI BERITA- Ali Syariati adalah salah seorang tokoh intelektual Islam yang membantu perjuangan Imam Khomeini dalam menjatuhkan rezim Syah Iran yang lalim untuk menegakkan kebenaran dan keadilan menurut ajaran Islam.
Doktor sastra lulusan Universitas Sorbonne, Prancis, ini berjuang tak kenal lelah dan takut. Selama hidupnya, ia mengabdikan dirinya untuk membangunkan masyarakat Islam Iran dari belenggu kezaliman.
Pikiran-pikiran dalam ceramahnya telah membuat para pemuda dan mahasiswa Iran tergugah semangatnya untuk memperjuangkan kebenaran dan keadilan. Hal ini seperti dikutip Referensi Berita dari bukunya berjudul 'Tangisan Doa dan Perlawanan', Selasa, 14 Desember 2021 berikut adalah biografi Ali Syariati:
Baca Juga: Mengenal Bahasa Sunda Banten, Begini Penjelasan Dosen Sejarah STKIP Setia Budhi Rangkasbitung
Ali Syariati, anak pertama Muhammad Tagi dan Zahra, lahir pada 24 November 1933 di Iran, bertepatan dengan periode ketika ayahnya menyelesaikan studi keagamaan dasarnya dan mulai mengajar di sebuah sekolah dasar, Syerafat.
Ali lahir dalam keluarga terhormat. Dalam keluarga ini, ritual dan ritus keagamaan ditunaikan dengan saksama.
Pada masa kanak-kanak, ketika teman-temannya asyik bermain, Syari'ati asyik membaca buku-buku sastra, seperti Les Miserable karya Victor Hugo. Kegemaran ini terus berlanjut hingga masa remajanya.
Baca Juga: Menara Air Pandeglang, Saksi Sejarah yang masih Berdiri Gagah
Sejak tahun pertamannya di sekolah menengah atas, ia asyik membaca buku-buku filsafat, sastra, syair, ilmu sosial, dan studi keagamaan di perpustakaan pribadi ayahnya yang memiliki koleksi kurang lebih 2000 buku. Kegemaran inilah yang membuat ia jarang bermain dengan teman-teman sebayanya.
Pada 1955, Syariati masuk Fakultas Sastra Universitas Masyhad yang baru saja diresmikan. Selama di universitas, sekalipun menghadapi persoalan administratif akibat pekerjaan resminya sebagai guru fulltime, Syari'ati paling tinggi peringkatnya di kelas.
Bakat, pengetahuan, dan kegemarannya kepada sastra menjadikannya populer di kalangan mahasiswa. Di Universitas, Syari'ati bertemu Purane Syariat Razavi, yang kemudian menjadi istrinya.
Baca Juga: Biodata Lengkap Pahlawan Nasional Ki Hajar Dewantara Bapak Pendidikan Indonesia
Karena prestasi akademiknya di universitas ini, dia mendapat beasiswa untuk melanjutkan studi ke luar negeri. Pada April 1959, Syari'ati pergi ke Paris sendirian.
Selama di Paris, Syari'ati berkenalan dengan karya karya dan gagasan gagasan baru yang mencerahkan, yang memengaruhi pandangan hidup dan wawasannya mengenai dunia.
Dia mengikuti kuliah kuliah para akademisi, filsuf, penyair, militan, dan membaca karya karya mereka, terkadang bertukar pikiran dengan mereka, serta mengamati karya karya seniman dan pemahat.
Artikel Terkait
12 Pahlawan Nasional yang Berasal dari Sumatera Utara
Tujuh Makanan Pahlawan Indonesia Saat Perang Melawan Penjajahan
Raden Aria Wangsakara Ditetapkan jadi Pahlawan Nasional
Biodata Lebangkap Pahlawan Nasional Abdul Muis
Biodata Lengkap Pahlawan Nasional Ki Hajar Dewantara Bapak Pendidikan Indonesia