Menara Air Pandeglang, Saksi Sejarah yang masih Berdiri Gagah

photo author
- Selasa, 9 November 2021 | 11:29 WIB
Menara air yang berdiri di pusat kota Pandeglang, jadi saksi sejarah. (Referensi Berita)
Menara air yang berdiri di pusat kota Pandeglang, jadi saksi sejarah. (Referensi Berita)

REFERENSI BERITA - Di tengah pusat kota Pandeglang, berdiri dengan kokohnya sebuah bangunan yang masuk dalam daftar Benda Cagar Budaya (BCB).

Bangunan yang letaknya tak jauh dari Mapolres Pandeglang itu berdiri membelah jalan dengan dominasi cat warna putih.

Bangunan berciri khas arsitektur Belanda itu dulunya berfungsi sebagai menara air. Air dari menara ini didistribusikan untuk warga wilayah perkotaan Pandeglang dan warga Rangkasbitung, Kabupaten Lebak.

Baca Juga: Guru, Nakes dan Veteran bisa Dapatkan Tiket Gratis dari PT KAI

Menara air yang berada di Kampung Keboncau, Kelurahan Pandeglang, Kecamatan Pandeglang itu bentuknya silindrik dengan bagian bawah terdiri atas batu andesit atau batu kali yang disusun rapi.

"Menara air ini digunakan untuk menyalurkan air hingga ke Lebak, sebagai bahan baku pembuatan minyak kelapa di Pabricken Mix Oil milik PT Semarang 01, yang diduga kuat milik Belanda," ungkap sejarawan Banten, Dadan Sujana kepada Referensi Berita.

Dadan menerangkan, berdasarkan dokumen dari Arsip Nasional yakni buku perencanaan pembangunan industry minyak kelapa atau kopra milik Belanda, menara air di Pandeglang ini sangat penting bagi pemerintahan Hindia Belanda pada masanya.

Baca Juga: Andika Hazrumy Minta Industri Prioritaskan Tenaga Kerja Lokal

Dadan mengatakan, berdasarkan arsip serta dokumen yang dipelajarinya, menara air itu merupakan salah satu bangunan yang mempunyai peranan penting pada rentang waktu antara 1926-1931.

Dadan menambahkan, setidaknya ada empat menara air yang dibangun oleh pemerintahan Hindia Belanda untuk memenuhi kebutuhan air ke Pabrik pengolahan kopra yang berada di Jalan Rt Hardiwinangun, Muara Ciujung Tim, Kecamatan Rangkasbitung Lebak.

Sayangnya bengunan itu sudah dipugar dan berganti menjadi pusat perbelanjaan terbesar di Kabupaten Lebak, yakni Rangkasbitung Indah Plaza (Rabinza).

Baca Juga: Sjarkawie: Heran, Soal Pembatalan Pelantikan Pejabat DPRD Ko' Bungkam

"Keempat bangunan menara air itu, dua di antaranya ada di Pandeglang, yakni di Kampung Keboncau, Kelurahaan Pandeglang, dan di Kampung Tenjolaya. Namun sayang bangunan yang berlokasi di Kampung Tenjolaya, sudah tidak ada," papar Dadan.

Dua menara air lainnya yang dibangun di Kabupaten lebak, yakni berlokasi di Desa Baros, Kecamatan Warunggunung dan di Kampung Pasir Tariti, Kelurahan Rangkasbitung masih ada dan terawat.

Masih kata Dadan, dipilihnya mata air Ciwasiat yang berlokasi di Kampung Keboncau, Pandeglang karena kualitas serta ketersediaan mata airnya cukup baik dan melimpah.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Rukman Nurhalim Mamora

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X