Secara geografis, Pasuruhan termasuk wilayah rawan bencana, terutama tanah longsor. Dalam beberapa tahun terakhir, beberapa titik di desa ini mengalami pergerakan tanah yang cukup signifikan, bahkan satu dusun pernah direlokasi karena dinilai sudah tidak layak huni.
Untuk mengantisipasi ancaman serupa di masa depan, pemerintah desa mulai merancang program mitigasi bencana serta upaya konservasi lingkungan. Langkah-langkah ini diharapkan bisa meminimalkan dampak bencana dan meningkatkan kesiapsiagaan masyarakat.
Di sisi lain, transparansi dan tata kelola pemerintahan juga akan lebih ditingkatkan agar setiap kebijakan yang diambil benar-benar sesuai dengan kebutuhan masyarakat. Prianto menegaskan bahwa keterbukaan informasi dan partisipasi aktif warga dalam pengambilan keputusan akan menjadi prinsip utama dalam pemerintahannya.
"Kami ingin semua warga merasa memiliki desa ini dan ikut serta dalam setiap proses pembangunan. Dengan transparansi dan komunikasi yang baik, saya yakin kita bisa menciptakan desa yang lebih maju dan sejahtera," pungkasnya.
Dengan berbagai langkah strategis yang mulai dijalankan, harapan baru pun muncul bagi warga Desa Pasuruhan. Kepemimpinan yang responsif, kerja sama yang solid antara pemerintah desa dan masyarakat, serta dukungan dari berbagai pihak diharapkan mampu membawa Pasuruhan menuju masa depan yang lebih baik.
"PR kami memang cukup berat sebagai kades baru, tapi dengan kerja sama yang baik antara pemerintah desa dan masyarakat, kami optimis bisa membawa Desa Pasuruhan menuju perubahan yang lebih baik. Kami ingin desa ini tidak lagi dipandang sebagai daerah terisolasi, melainkan sebagai desa yang berkembang, mandiri, dan sejahtera," ujar Prianto.
Artikel Terkait
Musim Penghujan dan Cuaca Ekstrem, Warga Majatengah Dihimbau Waspada Terhadap Longsor dan Kerusakan Jalan
Kondisi Jalan Kabupaten di Desa Pasuruhan Karangkobar Rusak, Titik Terparah di Dekat SD N 2 PasuruhanÂ