Desa Sirukun Banjarnegara Gelar Tradisi Ruwat Bumi, Seribu Tenong Dikirab Keliling Kampung

photo author
- Kamis, 23 Mei 2024 | 04:10 WIB
Warga desa Sirukun, Kecamatan kalibening ikuti prosesi kirab 1000 tenong pada Rabu 22 Mei 2024 (doc. liputan tim referensi berita)
Warga desa Sirukun, Kecamatan kalibening ikuti prosesi kirab 1000 tenong pada Rabu 22 Mei 2024 (doc. liputan tim referensi berita)

REFERENSIBERITA.COM – Rabu 22 Mei 2024 seakan menjadi hari yang spesial bagi warga Sirukun, kecamatan kalibening.

Dengan menggunakan pakaian beskap dan kebaya serta lurik khas adat Jawa, ribuan masyarakat Sirukun tumplek blek memadati jalan utama desa yang berakhir di lapangan utama.

Mereka dengan riang gembira dan suka cita mengikuti prosesi Kirab ruwat bumi spektakuler yang kali ini berlangsung amat meriah.

Seperti layaknya kirab kebanyakan, selain mengenakan pakaian adat Jawa, masyarakat desa Sirukun juga mengarak foto para mantan kepala desa, berbagai pusaka yang diramaikan oleh aneka kesenian.

Tak hanya itu, kirab ruwat bumi bertajuk Kirab 1000 Tenong ruwat bumi spektakuler tersebut, seperti judulnya, seluruh masyarakat yang mengikuti kirab dengan membawa Tenong diatas kepalanya ‘Nyunggi’.

Baca Juga: Fitra Faradila Akhirnya Bisa Kuliah di UIN Gus Dur Pekalongan

Nampak kepala desa dan perangkat lainnya dengan gagah menaiki dokar hias dan menyapa masyarakat yang berjajar di sepanjang jalur kirab.

Tak hanya itu, dalam kirab tersebut juga terdapat dua gunungan yang berisikan hasil bumi yang nantinya diperebutkan oleh masyarakat.

Kepala Desa Sirukun Karpi menjelaskan, tradisi ruwat bumi dan kirab seribu tenong tersebut merupakan wujud dan ungkapan syukur atas nikmat dan karunia yang diberikan oleh sang pencipta.

“Ini merupakan wujud rasa syukur kami berbagai nikmat yang diberikan oleh Tuhan,” ujarnya.

Prosesi kirab seribu tenong di desa Sirukun, Kecamatan Kalibening pada Rabu 22 Mei 2024 (doc. liputan tim referensi berita)
Prosesi kirab seribu tenong di desa Sirukun, Kecamatan Kalibening pada Rabu 22 Mei 2024 (doc. liputan tim referensi berita)

Lebih jauh Karpi menjelaskan, tenong yang dibawa oleh masyarakat saat kirab dan disantap bersama di lapangan merupakan symbol kerukunan dan kebersamaan antar warga masyarakat.

Baca Juga: Musim Pancaroba, Dokter PMI Banjarnegara Ingatkan Masyarakat Waspada Demam Berdarah

“Jumlahnya lebih dari seribu, isinya macam-macam ada makanan, nasi, lauk pauk, jajanan, yang terbungkus rapi dan siap dinikmati,” lanjutnya.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: M Alwan Rifai

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

Syukuran Panen, Ratusan Warga Gumelem Gelar Gethekan

Jumat, 1 November 2024 | 22:28 WIB

Jelang DCF, Film Di Hyang Negeri di Atas Awan Dirilis

Jumat, 23 Agustus 2024 | 12:31 WIB
X