REFERENSIBERITA.COM-Desa Warangan, Kecamatan Kepil, Kabupaten Wonosobo, merayakan tradisi leluhur dengan menggelar upacara "Momongi Tampah" pada Senin (28/11/2024). Tradisi ini menjadi simbol penghormatan terhadap sejarah desa dan dedikasi para leluhur yang dikenal sebagai tokoh sakti dari Kerajaan Mataram dalam melawan penjajah Belanda.
Baca Juga: Bea Cukai Purwokerto Temukan Ribuan Rokok Ilegal Lewat Pengiriman Jasa Ekspedisi
Kepala Desa Warangan, Mustofa, menjelaskan bahwa Momongi Tampah diadakan sebagai bentuk rasa syukur masyarakat yang sebagian besar merupakan perajin bambu. "Bambu adalah bagian tak terpisahkan dari kehidupan warga Warangan," ujarnya.
Baca Juga: Debat Pilkada Wonosobo Siap Digelar pada 31 Oktober dan 25 November 2024: Harapan KPU
Tradisi ini akan terus dijalankan setiap tahun sebagai ungkapan syukur sekaligus pelestarian nilai-nilai budaya. Desa Warangan memiliki sejarah panjang yang diwarisi dari tokoh-tokoh berpengaruh, seperti Ki Ageng Warangan atau Pangeran Gelap Ngampar, yang menamai desa ini dengan Warangan. Ada pula Raden Mas Jolang (Amangkurat II) atau Mbah Kiai Satrio, yang memberi nama Dusun Satriyan; Pangeran Ontowiryo atau Mbah Kiai Klesman, yang mendirikan Dusun Klesman; dan Ki Ageng Garungan, pencetus nama Dusun Garung.
Baca Juga: Batik Talunombo Wonosobo, Warisan Kearifan Lokal yang Menginspirasi dan Mendunia
"Tokoh-tokoh itu dikenal sebagai orang yang berjuang memimpin perlawanan pada penjajahan di masa Belanda. Tidak hanya itu, mereka juga mengajarkan warga beragam keterampilan ekonomi, mulai dari bertani hingga membuat kerajinan bambu, keterampilan yang masih diwariskan hingga kini," tambah Mustofa.
Baca Juga: Viral! Ini Rekomendasi Nasi Goreng Enak di Dieng Wonosobo, Wajib Kalian Coba
Untuk mengenang jasa mereka, beberapa tokoh di desa tersebut sepakat untuk menggelar tradisi Momongi Tampah. "Tradisi itu dimulai dengan prosesi pengambilan air dari sumber mata air, ziarah ke makam leluhur, tapa bisu, dan pawai obor yang membakar semangat warga. Khusus tahun ini kita adakan dengan cukup meriah," jelasnya.
Baca Juga: Wonosobo Terima Dana Insentif Fiskal Lebih dari Rp6 Miliar
Camat Kepil, Eko Premono, mengapresiasi tradisi Momongi Tampah sebagai bagian dari kekayaan budaya yang harus terus dilestarikan dan dijaga oleh masyarakat Kabupaten Wonosobo. "Tradisi semacam ini memang perlu untuk diteruskan agar anak cucu kita bisa mengerti dan paham dengan desa kita," ujarnya saat mengikuti proses kirab pada akhir Oktober lalu.
Baca Juga: Banjarnegara dan Wonosobo Terima Dana Transfer APBN Rp1,74 Triliun
Acara juga dilanjutkan dengan pembacaan sejarah desa, filosofi tampah, serta penyiraman bibit bambu menggunakan air dari berbagai mata air di desa sebagai simbol ketahanan dan kehidupan yang diwariskan dari generasi ke generasi.
Artikel Terkait
Setiap Hari Minggu, Masyarakat Bisa Nikmati Sensasi dan Keseruan Kolam Ombak di Taman Rekreasi Kalianget Wonosobo
Viral! Ini Rekomendasi Nasi Goreng Enak di Dieng Wonosobo, Wajib Kalian Coba
Batik Talunombo Wonosobo, Warisan Kearifan Lokal yang Menginspirasi dan Mendunia