REFERENSI BERITA - Serangkaian peristiwa kekacauan terjadi sejak akhir tahun 1984 di era Orde Baru.
Salah satunya adalah peristiwa pengeboman di Candi Borobudur, Magelang pada 21 Januari 1985.
Mirisnya, pemicu dari pengeboman Candi Borobudur itu karena menolak penerapan asas tunggal Pancasila di setiap organisasi.
Baca Juga: Tolak Rencana Pertambangan di Desa Wadas, Aliansi Solidaritas akan Gelar Aksi di Polda DIY
Aksi pengeboman Candi Borobudur tersebut juga adalah aksi balas dendam atas insiden Tanjung Priok.
Pada peristiwa Tanjung Periok itu dimana umat Islam yang anti asas tunggal ditembaki oleh tentara.
Hal ini pun lantas memancing kemarahan kalangan Ikhwatul Muslimin Husein Ali Al-Habsyi dan Ibrahim Djawad.
Baca Juga: Mau Diperiksa Inspektorat Gegara ada Dugaan Pungli, Kepala Disparpora Kota Serang Ngaku Pasrah
Husein dan Ibrahim bekerjasama untuk melakukan berbagai aksi teror sebagai aksi balas dendam, salah satu sasarannya yakni gereja.
Mereka menyasar gereja sebagai ekspresi kemarahan terhadap orang Kristen yagn dianggap bersekutu dengan Soeharto yang menindas umat islam.
Husein Ali Al-Habsyi dan kawan-kawannya sepakat untuk melakukan pembalasan lewat teror.
Baca Juga: Resep Kolestrol, Asam Urat, Anti Kanker dan Libido Booster, Rutinkan Minum Ini
Sebelum meledakan Candi Borobudur mereka membom Gereja Sasana Budaya Katolik di Malang.
Mirisnya, alasan mereka menarget Candi Borobudur adalah untuk menandingi kemurnian Islam. Sebab Candi Borobudur mereka anggap sebagai pemujaan berhala.
Artikel Terkait
Sebut HMI Saat Soekarno Murka, Hartini Dicap 'Lonte Agung oleh Mahasiswa Angkatan 66
Penemuan Kapal di Punjulharjo Rembang Diduga Peninggalan Masa Kejayaan Sriwijaya Jadi Buah Bibir
Mengungkap Sejarah Teror Dukun Santet Banyuwangi: Isu Ekonomi Hingga Operasi Intelejen
Melacak Pandemi Pada Masa Penjajahan: Ketika Wabah Pes Menyerang Hindia Belanda
Diciptakan Pertamakali oleh Pengusaha Jepang, Ini Sejarah Mi Instan dan Perkembangannya di Indonesia