REFERENSI BERITA - Demonstrasi mahasiswa tahun 1966 menjadi salah satu momen paling menentukan dalam sejarah bangsa.
Ribuan mahasiswa turun ke jalan karena pemerintahan Soekarno dianggap gagal, terlalu banyak retorika dibading kerja nyata.
Aksi itu tak saja merobohkan sistem demokrasi terpimpin ala Bung Karno, tetapi juga membuatnya naik pitam.
Kelompok anti-Soekarno memberi Hartini gelar 'Lonte Agung' hingga menjadikan Soekarno marah besar.
Baca Juga: Kenali Perbedaan Rematik dan Asam Urat yang Bikin Salah Kaprah
Kata-kata itu tertulis dalam coretan di dinding rumah pribadi Hartini, ketika mahasiswa mendemo Soekarno yang dikenal dengan Tritura (Tri Tuntutan Rakyat).
Sejak tanggal 10-15 Januari 1966, puluhan mahasiswa berdemonstrasi turun ke jalan.
Para demonstran itu menyampaikan tiga buah tuntutan, pertama bubarkan Partai Komunis Indonesia (PKI). Kedua, rombak kabinet. Dan ketiga turunkan harga.
Aksi ini pun bukan hanya disatu tempat, melainkan di banyak titik, mulai dari Istana Negara, Istana Bogor, jalanan Jakarta, hingga gedung-gedung kementrian.
Para mahasiswa kadung kesal meluapkan emosi dengan menuliskan caci-makinya terhadap Orde Lama (Orla) di tembok bangunan yang menjadi lokasi long march.
Sederet caci-maki itu antara lain; "stop impor isteri,". Kata-kata terakhir merujuk pada isteri Soekarno berdarah Jepang, Ratna Sari Dewi.
Ketidakpuasan akan pemerintahan Soekarno yang lebih menggembar-gemborkan retorika dibanding kerja nyata jadi muaranya.
Ketidakpuasan itu ditambah pula dengan lembeknya pemerintah terhadap PKI serta makin terasanya krisis ekonomi pada akhir 1965 dalam bentuk kebijakan devaluas rupiah.
Artikel Terkait
Kisah Bung Karno yang Hoby Bernyanyi di Kamar Mandi Kena Omel Sjahrir
Kisah Jenderal Hoegeng Disantet Polisi Korup
Soekarno Pernah Izinkan Etnis Tionghoa Kibarkan Bendera Tiongkok Saat Hari Besar, Ini Fakta Sejarahnya
Kisah Dibalik Hari Kasih Sayang, Ini Fakta Sejarahnya
7 Kecelakaan Maut yang Merenggut Nyawa Para Publik Figur, dari Komedian Hingga Putri Kerajaan