Soekarno Pernah Izinkan Etnis Tionghoa Kibarkan Bendera Tiongkok Saat Hari Besar, Ini Fakta Sejarahnya

photo author
- Minggu, 6 Februari 2022 | 21:52 WIB
Presiden Soekarno (Instagram @lookathostory)
Presiden Soekarno (Instagram @lookathostory)

REFERENSI BERITA - Meski awal kemerdekaan nuansa rasisme masih kental, buntut peninggalan kolonial Belanda, Presiden Soekarno tetap menghargai ritual keberagaman dan budaya masyarakat Tionghoa.

Setidaknya ada 4 hari raya masyarakat Tionghoa yang diakui oleh pemerintahan Presiden Soekarno. Hal tersebut tertuang lewat aturan yang dikeluarkan Soekarno pada tahun 1946.

Soekarno mengeluarkan penetapan Peraturan Pemerintah Nomor 2/0EM-1946 tentang hari-hari raya umat beragama.

Baca Juga: Kisah Jenderal Hoegeng Disantet Polisi Korup

Dalam pasal 4 penetapan pemerintah itu, empat hari besar masyarakat Tionghoa yang ditetapkan sebagai hari raya adalah Tahun Baru Imlek, hari wafatnya Nabi Khonghucu (tanggal 18 bulan 2 Imlek), Ceng Beng (sembahyang kubur) dan hari lahirnya Khonghucu (tanggal 27 bulan 2 Imlek).

Aturan yang dikeluarkan Soekarno menegaskan Hari Raya Tahun Baru Imlek Kongzili sebagai hari raya agama masyarakat etnis Tionghoa.

Presiden Soekarno juga mengizinkan perayaan tahun baru China oleh masyarakat Tiongkok.

Bahkan sang proklamator kemerdekaan mengeluarkan maklumat boleh mengibarkan bendera kebangsaan Tiongkok dalam setiap hari raya bangsa Tionghoa.

Baca Juga: Kisah Bung Karno yang Hoby Bernyanyi di Kamar Mandi Kena Omel Sjahrir

Soekarno pun pernah menjadikan tiga hari raya Tionghoa (Imlek, wafatnya Khonghucu, dan Ceng Beng) sebagai hari libur resmi.

Namun kondisi berubah setelah meletusnya peristiwa G30S. Rezim Orde Baru dengan Inpres No 14/1967 membuat Imlek terlarang dirayakan di depan publik.

Pertunjukan Barongsai, liang liong harus sembunyi, dan lagu Mandarin tidak boleh diputar di radio. Selama 32 tahun Orba berkuasa, tidak pernah ada imlek yang meriah seperti tahun-tahun terakhir ini.

Presiden Soekarno diketahui memiliki orang kepercayaan yang berasal dari etnis Tionghoa bernama Tony Wen.

Baca Juga: Mengenal Keteladanan Sunan Muria, Walisongo Termuda yang Mengakluturasi Budaya Jawa dan Islam

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Suardi

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X