REFERENSI BERITA - Jauh sebelum Covid-19 menyerang dunia seperti yang terjadi sekarang ini, leluhur kita sudah terlebih dahulu menghadapi wabah Pes di era kolonial dulu.
Dengan sarana dan prasaran yang jauh dari kata modern, 30 ribu lebih penduduk pribumi menjadi korban ketika pandemi tersebut menyerang Pulau Jawa.
Lebih dari seratus tahun yang lalu, Nusantara alias Hindia Belanda yang sekarang Indonesia pernah mengalami pandemi seperti Covid-19 yaitu pada tahun 1911 hingga 1916.
Baca Juga: Mengungkap Sejarah Teror Dukun Santet Banyuwangi: Isu Ekonomi Hingga Operasi Intelejen
Di Hindia Belanda pernah mewabah virus Pes yang situasinya tidak kalah horor dengan sekarang. Aplagi zaman itu teknologi belum secangkih sekarang, baik dari sisi medis, transportasi dan media.
Maka jadilah pandemi Pes ini merenggut hingga ribuan korban jiwa dan sempat menggoyang eksistensi pemerintahan kolonial Hindia Belanda.
Dikutip Referensi Berita.com dari buku Epidemi Pes di Malang 1911-1916 (Syefri Luwis), pada tahun 1905, penyakit Pes pertama di Hindia Belanda terdeteksi di Pantai Timur Sumatera, namun kemudian hilang begitu saja.
Baca Juga: Penemuan Kapal di Punjulharjo Rembang Diduga Peninggalan Masa Kejayaan Sriwijaya Jadi Buah Bibir
Lalu pada November 1910, Pes kembali masuk pertama kali ke Pulau Jawa, tepatnya di Malang, namun kembali hilang dan tidak sempat menjadi wabah.
Awal mula Pes mewabah adalah ketika pemerintah kolonial melakukan impor beras di beberapa wilayah penghasil beras di Asia, seperti Cina, Singapura, Bengal, Tahiland dan Rangoan (Burma).
Dari beberapa wilayah tersebut, Rangoon menjadi yang terbanyak memasok beras ke Hindia Belanda. Yang tidak diketahui oleh pemerintah, saat itu Rangoon sedang mengalami wabah Pes.
Baca Juga: Sebut HMI Saat Soekarno Murka, Hartini Dicap 'Lonte Agung oleh Mahasiswa Angkatan 66
Ketika pemerintah kolonial Hindia Belanda membatasi datangnya kapal-kapal dan beras dari Rangoon, situasi sudah sangat terlambat. Mulai dari Februari hinggga Maret 1911, korban mulai berjatuhan di wilayah Malang.
Kapal-kapal dari Rangoon bersandar di Pelabuhan Surabaya dan Pasuruan, namun cuaca di kedua lokasi tersebut yang panas, membuat virus Pes tidak bisa hidup lama.
Artikel Terkait
Kisah Dibalik Hari Kasih Sayang, Ini Fakta Sejarahnya
7 Kecelakaan Maut yang Merenggut Nyawa Para Publik Figur, dari Komedian Hingga Putri Kerajaan
Sebut HMI Saat Soekarno Murka, Hartini Dicap 'Lonte Agung oleh Mahasiswa Angkatan 66
Penemuan Kapal di Punjulharjo Rembang Diduga Peninggalan Masa Kejayaan Sriwijaya Jadi Buah Bibir
Mengungkap Sejarah Teror Dukun Santet Banyuwangi: Isu Ekonomi Hingga Operasi Intelejen