Lubang Tambang Batubara, Jejak Romusha Penjajahan Jepang di Bayah Banten Selatan, Ini Fakta Sejarahnya

photo author
- Rabu, 19 Januari 2022 | 10:04 WIB
Bekas tambang batu bara di Bayah masa penjajahan Jepang  (tangkap layar/ jurnal Hermawan, 2017)
Bekas tambang batu bara di Bayah masa penjajahan Jepang (tangkap layar/ jurnal Hermawan, 2017)

REFERENSI BERITA - Penjajahan Jepang di Indonesia melalui sistem kerjanya Romusha dapat ditelusuri jejaknya, salah satunya di wilayaah Bayah Kabupaten Lebak, Provinsi Banten.  

Bayah menjadi salah satu tempat kerja Romusha pada masa penjajahan Jepang. Romusha sendiri adalah bentuk mobilisasi tenaga kerja pada masa Penjajahan Jepang.

Rakyat dipekerjakan untuk membangun sarana prasarana militer dan menggali bahan tambang atau lubang perlindungan.

Baca Juga: 3 Cara Cepat dan Manjur untuk Mengatasi Nyeri Haid yang Mengganggu

Bayah yang memiliki luas 156,43 hektare ini adalah salah satu daerah yang menjadi tempat pemusatan penjajahan Jepang melalui sisiten Romusha.

Mereka berasal dari berbagai daerah di Pulau Jawa yang dipekerjakan sebagai pekerja Romusha di tambang batu bara Bayah di Banten Selatan.

Sistem penambangan batu bara yang dilakukan di Bayah adalah tambang tertutup. Penambangan dilakukan dengan cara membuat lubang untuk mencapai ader, yaitu pohon bijih.

Baca Juga: Bebaskan Tersangka Perkosaan, Polres Serang Kota Dinilai Keliru

Kegiatan penggalian lubang tambang batu bara tersebut dilakukan dengan peralatan sederhana di bawah tekanan dan siksaan tentara Jepang yang menjadi pengawas Romusha.

Dikutip Referensi Berita.com dari jurnal berjudul Bayah Coal Mining Pit: The Trail of Romusha in South Banten, Iwan Hermawan 2017, salah satu lokasi terbesar penambangan batu bara di Bayah, adalah Blok Madur atau Gunungmadur.

Blok Madur merupakan blok penambangan terbesar di kawasan pertambangan Bayah Kozan. Di kawasan inilah banyak lubang bekas tambang batu bara dengan berbagai ukuran.

Baca Juga: Nanas 5 Kali Lebih Efektif Redakan Batuk karena Mengandung Bromelain Ini Penjelasakan dr. Zaidul Akbar

Di lokasi penambangan tersebut terdapat lubang atau terowongan, terutama terowongan utama yang memiliki kedalaman 100 sampai 750 meter dengan tipe lubang Horizontal.

Mulut lubang tambang batu bara atau terowongan ini berdiameter 2,5 sampai 3,0 meter yang di dalamnya terdapat sebuah kamar-kamar serta lorong-lorong cabang.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Suardi

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X