REFERENSIBERITA.COM-Gunung Samalas adalah sebuah gunung berapi yang kini hanya menyisakan kaldera raksasa, dikenal sebagai Segara Anak, setelah letusannya yang dahsyat pada tahun 1257.
Baca Juga: Dua Negara Ini Rebutan Pulau Kecil Migingo
Terletak di Lombok, Nusa Tenggara Barat, Indonesia, gunung ini merupakan bagian dari kompleks Gunung Rinjani.
Baca Juga: ASN Perempuan Asal Indonesia Meninggal dalam Pendakian Everest, Ini Profil Gunung Everest
Sebelum gunung Samalas meletus, tinggi Gunung Samalas diperkirakan mencapai setidaknya 4.200 meter di atas permukaan laut, lebih tinggi dari puncak Gunung Rinjani saat ini yang mencapai 3.726 meter.
Letusan Gunung Samalas
Letusan Gunung Samalas pada tahun 1257 adalah salah satu letusan terbesar di zaman Holosen, mencapai skala 7 dalam Volcanic Explosivity Index (VEI).
Baca Juga: Pencarian Korban Laka Air di Waduk Mrica Banjarnegara, Tim SAR Terjunkan Dua Perahu dan Penyelam
Letusan ini menghasilkan kaldera besar yang kini dikenal sebagai Segara Anak dan memuntahkan sejumlah besar material vulkanik ke atmosfer.
Baca Juga: Luar Biasa, Dua Pramuka Banjarnegara Sabet Medali Emas dalam Eagle Scout Award Jawa Tengah 2024
Letusan ini berlangsung selama beberapa bulan dan memiliki empat fase utama, termasuk erupsi freatik dan magmatik yang menyebabkan hujan abu vulkanik, aliran piroklastik, dan terbentuknya kaldera.
Baca Juga: Breaking News, Warga Bawang Banjarnegara Diduga Tenggelam di Waduk Mrica
1. Fase Pertama: Dimulai dengan erupsi freatik yang menyemburkan abu setebal 3 cm, menjangkau kawasan seluas 400 km² di barat laut Pulau Lombok.
Baca Juga: Berkunjung ke Dieng Banjarnegara, Jangan Lupa Rehat Sejenak Nikmati Sensasi Khas Pecel Paweden
2. Fase Kedua: Erupsi magmatik membawa serpihan litik dan batu apung setebal 8 cm, menghujani Lombok Timur dan Pulau Bali.
Baca Juga: Profil Kecamatan Batur, Kabupaten Banjarnegara
3. Fase Ketiga: Tiga episode hujan batu apung yang menimpa wilayah lebih luas, diikuti dengan aliran piroklastik akibat runtuhnya kolom erupsi.
4. Fase Keempat: Terbentuknya kaldera dengan aliran piroklastik sekunder yang menyebar lebih jauh.