REFERENSIBERITA.COM-Gunung Everest, merupakan salah satu keajaiban alam paling menantang untuk didaki, terletak di Pegunungan Himalaya di perbatasan Nepal dan Tibet.
Gunung everest ini terkenal sebagai puncak tertinggi di dunia dengan ketinggian hingga 8.848 Mdpl. Sebagai puncak tertinggi di dunia, Everest menjadi target impian bagi banyak pendaki.
Baca Juga: Banjarnegara Punya Hotel Bertaraf Internasional Bernuansa Eksotis, Traveler Wajib Mampir
Gunung Everest berada di sub-range Mahalangur Himal di perbatasan antara Nepal dan Daerah Otonomi Tibet di Tiongkok. Bagi masyarakat setempat, gunung ini dikenal sebagai Chomolungma oleh orang Tibet, yang berarti "Dewi Ibu Dunia" atau "Dewi Lembah".
Nama ini pertama kali dicatat dalam atlas Kangxi pada tahun 1721. Sementara itu, orang Nepal menamainya Sagarmatha, yang berarti "Dewi Langit" atau "Puncak Surga".
Baca Juga: Tiktok Gugat Pemerintah Amerika Serikat ke Pengadilan
Walaupun Everest dianggap sebagai titik tertinggi di bumi, jika diukur dari dasarnya, Mauna Kea di Hawaii sebenarnya lebih tinggi. Total ketinggian Mauna Kea adalah 10.210 meter, karena dasarnya berada 6.000 meter di bawah permukaan laut, berbeda dengan Everest yang dasarnya sejajar dengan permukaan laut.
Baca Juga: Olimpiade Matematika Internasional, Tiga Siswa MTsN 1 Pati Raih Juara
Everest memiliki bentuk piramida dengan tiga sisi; sisi utara dan timur menjulang di atas Tibet, sedangkan sisi barat daya menjulang di atas Nepal. Penelitian awal tentang gunung Everest dimulai pada abad ke-19 oleh Britania Raya.
Everest baru diidentifikasi sebagai puncak tertinggi pada tahun 1852 oleh Radhanath Sikdar, seorang ahli matematika dan surveyor dari Bengal. Nama resmi gunung Everest diberikan pada tahun 1865 oleh Royal Geographical Society atas rekomendasi Andrew Waugh, yang mengambil nama dari pendahulunya, Sir George Everest.
Baca Juga: Berkat Teknologi dan AI, Perempuan di Indonesia Temukan Peluang Karier Baru
Iklim di Everest sangat ekstrem dengan perubahan cuaca cepat dan suhu yang drastis. Di puncak, suhu bisa turun hingga minus 40 derajat Celsius, dan angin kencang sering menjadi tantangan besar bagi pendaki.
Ekspedisi penaklukan Everest pertama kali dilakukan pada tahun 1921 dan 1922 oleh George Mallory dan Guy Bullock, tetapi mereka tidak berhasil mencapai puncak. George Mallory dan Andrew Irvine mencoba lagi pada tahun 1924, tetapi menghilang dalam pendakian tersebut.
Artikel Terkait
Berkat Teknologi dan AI, Perempuan di Indonesia Temukan Peluang Karier Baru
Peringati Hari Palang Merah Internasional, Klinik PKU Muhammadiyah Merden Kumpulkan 51 Kantong Darah
Banjarnegara Punya Hotel Bertaraf Internasional Bernuansa Eksotis, Traveler Wajib Mampir