Perjalanan Belanda di Indonesia tidak berjalan mulus. Mereka menghadapi perlawanan dari kerajaan-kerajaan lokal di Nusantara.
Baca Juga: Perkuat Mitigasi Bencana, PMI Kebumen Bekali Sejumlah Relawan Desa
Salah satu peristiwa penting adalah Perang Banda (1621-1629), di mana Belanda bertempur melawan kerajaan-kerajaan di Maluku untuk mengendalikan perdagangan rempah-rempah.
Baca Juga: Banjarnegara Miliki Pj Bupati Baru, Ini Salah Satu PR yang Harus Dikerjakan
Pada tahun 1667, terjadi Perjanjian Bongaya antara Kerajaan Gowa dan VOC, yang menguntungkan Belanda. Perjanjian ini menandai salah satu dari banyak perjanjian yang merugikan kerajaan-kerajaan Nusantara.
Perjanjian dan Pembagian Kekuasaan
Sebelum kemerdekaan Indonesia pada tahun 1945, terjadi beberapa perjanjian penting antara Belanda dan kerajaan-kerajaan di wilayah Nusantara.
Baca Juga: Presiden Jokowi bertakziah ke rumah duka almarhumah Syarifah Salma
Perjanjian Jepara (1676) adalah upaya untuk mengakhiri pemberontakan Trunojoyo terhadap Kerajaan Mataram.
Baca Juga: Kronologi Lengkap Penemuan Jenazah Slamet Setiadi di Waduk Mrica
Perjanjian Giyanti (1755) membagi kekuasaan antara dua penguasa Mataram, Mangkubumi dan Pakubuwana III.
Baca Juga: Innalillahi, Korban Laka Air di Waduk Mrica Banjarnegara Ditemukan Meninggal Dunia
Sedangkan Perjanjian Salatiga (1757) mencoba menyelesaikan konflik antara Sunan Pakubuwana III, Sri Sultan Hamengkubuwono I, dan VOC dengan Pangeran Sambernyawa.
Puncak Pendudukan Belanda dan Perjanjian Kalijati
Puncak pendudukan Belanda terjadi pada tahun 1912 ketika mereka berhasil menguasai seluruh wilayah yang kemudian menjadi Indonesia modern.
Artikel Terkait
Prabowo Raih Penghargaan Zayed Medal, Dinilai Karena Ketulusan Hati
10 Negara Terindah di Dunia, Indonesia di Puncak
Neacourse Banjarnegara dan LPK UNIK Robotika Purwokerto Sediakan Les Robotika untuk Siswa SD