Selain itu, literasi juga menjadi salah satu fokus acara ini. Iwan Setiawan, akrab disapa Mas Iwan, Dewan Pembina Lumbung Literasi, mengungkapkan bahwa literasi dan konservasi saling terkait erat. "Literasi memberi pemahaman yang lebih dalam tentang lingkungan, dan itu penting untuk menjaga alam. Ini bukan hanya soal literasi kebencanaan, tetapi literasi yang lebih luas tentang bagaimana kita menjaga alam dan mempersiapkan diri menghadapi perubahan," jelas Mas Iwan.
Ia menambahkan bahwa meskipun hasil dari literasi dan konservasi mungkin tidak langsung terlihat, keduanya merupakan usaha jangka panjang yang sangat diperlukan. "Memulai literasi sejak dini, mengajarkan anak-anak dan masyarakat tentang pentingnya lingkungan, itu semua membangun pondasi yang kuat untuk masa depan," lanjut Mas Iwan.
Dengan terus menggerakkan literasi dan konservasi di Banjarmangu, Mas Iwan berharap wilayah ini nantinya dapat menjadi rujukan bagi para akademisi dalam pengembangan literasi dan pelestarian. Lumbung literasi yang sudah berjalan di sejumlah wilayah di Banjarnegara diharapkan ke depan dapat berkembang lebih luas, mencakup berbagai program yang mendukung edukasi lingkungan, pelestarian budaya, dan pemberdayaan masyarakat secara berkelanjutan.
Baca Juga: Hari Relawan PMI, Refleksi Dedikasi dan Pengorbanan Relawan PMI di Bumi Serambi Mekah
Pada hari kedua, penanaman 1.000 bibit pohon aren menjadi simbol konkret dari upaya konservasi ini. Pohon aren tidak hanya membantu menjaga ketahanan tanah, tetapi juga berperan dalam menjaga keseimbangan ekosistem.
"Kami berharap penanaman aren ini bisa berlanjut dan menjadi bagian dari upaya menjaga kelestarian alam di Banjarmangu," ujar Letkol Farid, menekankan pentingnya upaya berkelanjutan untuk menciptakan lingkungan hidup yang lebih sehat dan aman.
Baca Juga: Indeks Perceraian di Banjarnegara Menurun pada 2024, Berikut Data dan Penyebabnya
Menutup acara, Letkol Farid memberikan pesan penuh harapan. "Pelestarian lingkungan adalah tanggung jawab kita bersama. Acara ini bukan sekadar tradisi, tetapi juga langkah nyata untuk membangun kesadaran masyarakat. Saya berharap kegiatan ini dapat terus menjadi inspirasi bagi banyak orang dan daerah lain. Dengan semangat kolaborasi dan aksi nyata, saya yakin keberlanjutan lingkungan dan budaya dapat berjalan seiring demi masa depan yang lebih baik," ujar Letkol Farid.
Pemerintah Desa Banjarmangu memberikan apresiasi terhadap terlaksananya kegiatan Haul Akbar Karahayon yang digelar. Kegiatan ini dianggap sebagai bentuk kearifan lokal yang patut dilestarikan.
Kepala Desa Banjarmangu, Nurul Hilal Eko Prayitno, menyampaikan, "Kegiatan haul akbar karahayon merupakan bagian dari kearifan lokal yang ada di masyarakat dan merupakan inisiatif masyarakat yang positif. Untuk itu, pemerintah desa Banjarmangu memberikan apresiasi dan berterima kasih kepada masyarakat atas terselenggaranya kegiatan ini."
Kades juga menegaskan bahwa Pemdes Banjarmangu selalu mendukung setiap kegiatan yang memberikan manfaat bagi masyarakat. Semua kegiatan yang positif dan membawa kemanfaatan masyarakat selalu didukung termasuk kegiatan haul akbar karahayon ini.
"Berbicara tentang program penanaman aren, konservasi burung dan sebagainya adalah bagian dari tugas manusia selaku khalifah fil ardh. Jadi setiap manusia di dunia dilarang merusak alam dan berkewajiban menjaga agar alam lestari. Untuk itu, apa yang sudah ditanam mesti dipantau oleh semua pihak, desa, masyarakat, dan Laskar Lembah Maliu. Selain itu, tentu desa mensupport sesuai dengan kemampuan desa," Pungkasnya.
Artikel Terkait
Warga Desa Sipedang Banjarmangu Budidaya Bonsai, Hobi Sekaligus Menghasilkan
Banjarmangu, Kecamatan di Banjarnegara Punya Potensi Alam Menarik
Haul Akbar Karahayon III dan Sedekah Alam Penanaman 1000 Bibit Aren, Akan Digelar 28-30 Desember 2024 di Banjarmangu