Awal Mula Dibentuknya Provinsi Banten Berawal Dari Perkawinan Ide, Begini Fakta Sejarahnya

photo author
- Kamis, 16 September 2021 | 11:29 WIB
kerajaan banten (tangkap layar /Buku Ragam Pusaka Banten)
kerajaan banten (tangkap layar /Buku Ragam Pusaka Banten)

REFERENSI BERITA - Detik-detik perjuangan yang menggetarkan selama kurun waktu 1999 - 2000 boleh dikatakan sudah tergilas zaman, dan tak mungkin terulang kembali.

Namun, catatan sejarah yang terpatri dalam setiap kata yang mengandung makna dan pesan seakan-akan menegur atau mungkin menggugat kita untuk kembali menjadi idealis dalam mengusung cita-cita dan tujuan terbentuknya Provinsi Banten.

Era Presiden B.J. Habibie menyatakan dukungannya di Pondok Pesantren Darul Iman Pandeglang, Jum'at 5 Februari 1999.

Baca Juga: Camilan Favorit, Ini dia Sejarah Perkembangan Varietas Kacang Tanah di Indonesia

Kemudian dilanjutkan dengan pertemuan tokoh-tokoh Banten yang menyatakan Kebulatan Tekad yang dilaksanakan di Kampung Nyi Mas Ropoh, Pandeglang, 23 Januari 2000.

Cita-cita idealis menggema di forum-forum diskusi dan orasi, serta dalam kegiatan lain seperti tertuang dalam pernyataan sikap berbagai komponen masyarakat yang dipelopori oleh Gerakan Pemuda Reformasi Indonesia (GPRI) Serang, dan yang diikuti oleh Parpol, LSM, OKP, Organisasi Mahasiswa, ulama/ kiai, pendekar dan para pejabat eksekutif, legislatif dan lainnya.

Keberhasilan membangun persatuan dan kesatuan masyarakat Banten dan tokoh-tokohnya dapat diibaratkan sebagai orang yang akan membina rumah tangga baru, sehingga satu sama lain saling menjaga nama baik.

Baca Juga: Sejarah Singkat Terbentuknya DPR RI

Dalam kondisi kondusif yang tertuju pada lahirnya Provinsi Banten, maka di-"kawin”-kanlah ide-ide daerah dengan pusat (rakyat Banten dengan Pemerintah Pusat) yang kemudian disetujui melalui RUU No. 23 Tahun 2000 tentang Provinsi Banten sebagai “kelahiran Provinsi Banten”, 4 Oktober 2000 di Senayan, Jakarta.

Seperti dilansir Referensi Berita dari Buku yang berjudul Ragam Pusaka Banten, yang ditulis oleh Juliadi, dkk 2009, “Perkawinan Ide” tersebut didasarkan atas pertimbangan sebagai berikut:

Pertama, karena terdorong dengan Limaliha (harta/kekayaan alam), yakni potensi alam yang melimpah baik hasil pertanian, perikanan laut/darat, perkebunan, tambang emas, maupun industri yang mampu menyumbangkan devisa negara cukup besar.

Baca Juga: Libur Akhir Tahun, ini 6 Destinasi Sejarah di Kota Solo yang Wajib Dikunjungi

Kedua, karena terdorong dengan Walihasabiha (keturunan), yakni tokoh-tokoh Banten dari keluarga Kesultanan, ulama/kiai, tubagus, mas atau entol dan lainnya sudah banyak yang menjadi tokoh-tokoh nasional yang mengabdi di lembaga-lembaga pemerintah di pusat hingga daerah, termasuk para pejuang kemerdekaan RI di masa lalu yang mempunyai andil cukup besar atas kemerdekaan RI.

Ketiga, karena terdorong dengan Walijamaliha (kecantikan/ daya tarik daerah), yakni karena memang letak geografis daerah Banten berada di lintas Pulau Jawa dan Sumatera sebagai “pintu gerbang” Ibukota Negara RI, Jakarta.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Suardi

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

Syukuran Panen, Ratusan Warga Gumelem Gelar Gethekan

Jumat, 1 November 2024 | 22:28 WIB

Jelang DCF, Film Di Hyang Negeri di Atas Awan Dirilis

Jumat, 23 Agustus 2024 | 12:31 WIB
X