REFERENSI BERITA - Bagi masyarakat Baduy, khitanan atau sunatan sudah menjadi pikukuh (peraturan). Sunatan merupakan satu tahapan penting dalam kehidupan setiap warga Baduy.
Hal ini ditampakkan dalam bentuk selebrasi pelaksanaan tradisi sunat tersebut.
Berbeda dengan pelaksanaan sunat di masyarakat pada umumnya, tradisi sunat di Baduy dilakukan secara massal baik pada anak laki-laki maupun perempuan, yang disebut dengan tradisi Sunatan Lobaan atau massal.
Baca Juga: DPW NasDem Banten Berikan Bantuan, Ketua NasDem Kabupaten Serang: Semangat Besarkan Partai NasDem
Pelaksanaan Sunatan Lobaan dilaksanakan pada Bulan Kalima dan Kapitu.
Sedangkan bulan Kanem, tidak dilakukan karena dipercaya sebagai masa paceklik atau bukan merupakan musim panen karena dikhawatirkan tidak tersedia bahan makanan pada saat tradisi Sunatan Lobaan dilakukan.
Tukang sunat dalam tradisi sunatan massal, melibatkan beberapa pelaku ritual adat, yang pemilihannya berdasarkan keahlian dan adanya teureuh atau darah/keturunan.
Baca Juga: Olivia Zalianty Menikah, Netizen Beri Ucapan Selamat dan Doa
Adapun, sebutan tukang sunat di Baduy adalah untuk tukang sunat laki-laki disebut Bengkong, sedangkan untuk tukang sunat perempuan disebut Peper.
Sebelum sunatan massal, masyarakat Baduy akan melakukan beberapa ritual yang sudah menjadi tradisi secara turun-temurun. Tradisi itu disebut dengan Geser, Peperan dan Helaran.
1. Geser
Pada masyarakat Baduy, baik anak laki-laki maupun anak perempuan sebelum disunat wajib dilakukan ritus geser (potong gigi).
Baca Juga: Ini Syarat Mall dan Cafe di Kota Bandung jika Ingin Buka Selama PPKM
Geser yaitu menggosok gigi menggunakan batu yang dibentuk segi empat tipis menyerupai girinda, alat untuk menggergaji sehingga mudah pada saat digosokkan.