Pemuda Cilegon Angkat Potensi Daerah dalam Film 'Mister Jaipong' di Scene 2021

photo author
- Senin, 2 Agustus 2021 | 12:19 WIB
Rahmatullah Safrai menjadi finalis Scene 2021.  (Dok. Referensi Berita)
Rahmatullah Safrai menjadi finalis Scene 2021. (Dok. Referensi Berita)


REFERENSI BERITA - Film yang termasuk salah satu produk ekonomi kreatif memiliki potensi besar membangun ekonomi daerah dan nasional.

Penulis asal Kota Cilegon salah satunya yang mendorong potensi Kota Cilegon melalui film yang lolos seleksi penulis Skenario Scene 2021.

“Mengangkat cerita lokal ke dalam film adalah sesuatu yang menantang,” kata finalis Inkubasi Scene 2021, Rahmatullah Safrai pada Senin, 2 Agustus 2021.

Baca Juga: Tiga Tokoh dan Nama Radio yang Pertama Kali Menyiarkan Berita Proklamasi 17 Agustus 1945

Ia menjelaskan, Scene adalah program pengembangan skenario film dan Over The Top (OTT) yang digelar Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif RI.

Rahmatullah Safrai menjadi finalis Scene 2021 yang akan mengikuti tahap inkubasi di Kota Bogor, 20 Agustus-4 September 2021.

“Selama ini sudah sering kompetisi menulis buku dan menang tingkat nasional. Kini saya mencoba menulis skenario film yang dibimbing penuh oleh para mentor yang ditunjuk oleh Kemenpraf,” kata alumni STIT Al-Khairiyah ini.

Scene tahun ini sudah dilaksanakan di Surabaya, Bandung, Padang dan Makassar. Setiap daerah hanya memilih 20 penulis dari ratusan pendaftar.

Baca Juga: Lima Versi Buku Peristiwa Rengasdengklok Setelah Proklamasi 17 Agustus 1945

“Ratusan yang mendaftar di tiap daerah. Kurasi cerita film yang cukup ketat, hanya bisa meloloskan 20 orang saja di setiap daerah. Total 80 cerita tentang lokalitas masing-masing daerah terkumpul,” ungkapnya.

Tak disangka, cerita film dengan judul “Mister Jaipong” pun menjadi cerita terbaik dari peserta Scene Bandung, kemudian lolos ke tahap final inkubasi scene 2021 nasional. Total 14 penulis dari berbagai daerah akan kembali beradu gagasan saat inkubasi Scene 2021.

“Jaipong menjadi tarian tradisi Jawa Barat yang dikemas dalam gendre film action dan modern. Ada cinta terlarang, pembunuhan, hingga perjuangan untuk keluarga,” katanya.

Lokasi cerita film berawal di Kota Bandung. Dalam perkembangan cerita kemudian bisa menjadikan kawasan industri dan perairan Selat Sunda menjadi bagian setting lokasi yang cukup menarik untuk lokasi shooting.

Baca Juga: Aktivis Pandeglang Siap Bongkar Permainan Curang Pengelolaan Sejumlah Proyek

“Saya ingin menunjukkan bahwa Kota Cilegon memiliki potensi yang sangat besar dan cocok dijadikan tempat shooting di filmnya. Terutama saat adegan action,” katanya.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Rukman Nurhalim Mamora

Tags

Rekomendasi

Terkini

Syukuran Panen, Ratusan Warga Gumelem Gelar Gethekan

Jumat, 1 November 2024 | 22:28 WIB

Jelang DCF, Film Di Hyang Negeri di Atas Awan Dirilis

Jumat, 23 Agustus 2024 | 12:31 WIB
X