REFERENSI BERITA - Kematian merupakan rahasia sang pencipta. Setiap makhluk yang hidup pasti akan mati dan peristiwa kematian pada masyarakat Baduy disebut dengan Kaparupuhan.
Ketika mendengar berita kematian seseorang, warga kampung atau kerabat mereka akan berdatangan menunjukan rasa duka cita.
Mereka datang sambil membawa beras, kelapa, gula aren, atau makanan yang sudah siap dihidangkan.
Baca Juga: Pemprov DKI Jakarta Terima Tabung Oksigen Hasil Pengungkapan Polda Metro Jaya
Dalam adat Baduy, orang yang ditugaskan untuk mengurusi jenazah disebut Pengulu.
Pengulu tersebutlah yang ditugaskan untuk mengurusi jenazah dimulai dari pemandian, penguburan hingga tujuh hariannya.
Seperti dikutip referensiberita.pikiran-rakyat.com dari buku yang ditulis oleh Mara Ipa, yang berjudul Balutan Pikukuh Persalinan Baduy, 2014, berikut adalah tata cara dan pelaksanaan upacara kematian pada masyarakat baduy:
Baca Juga: Tak Terima Cucunya Dihina, Ibunda Ayu Ting Ting Datangi Rumah Orangtua Terduga Pelaku
Pertama, pensucian. Pensucian diawali dengan memandikan, dikenakan pakaian adat termasuk golok yang sering digunakan sehari-hari almarhum.
Kemudian dilanjutkan dengan pembungkusan dengan kain kafan dan dimasukan ke dalam keranda.
Kedua, dikuburkan dengan kedalaman setinggi dada manusia dewasa. Ketika dimasukan ke liang lahat kepala berada di arah selatan dengan wajah diarahkan ke arah barat.
Baca Juga: Kementrian LHK Ungkapkan Jumlah Limbah Medis Covid-19 Per 27Juli 2021 Mencapai Ribuan ton
Sebagai catatan, golok almarhum tadi tidak ikut dimasukan liang lahat tetapi diambil oleh Pengulu.
Sebelum ditutup dengan tanah, liang lahat ditutup dengan kayu pipih ditata miring sehingga berbentuk segitiga bila dilihat secara irisan.