REFERENSI BERITA - Pembuatan Film Balada Si Roy secara resmi dilaunching di salah satu lokasi syutingnya yaitu di gedung SMK Setiabudhi, Rangkasbitung, Kabupaten Lebak, Banten, Minggu 10 Januari 2021.
Sang sutradara, Fajar Nugros, mendapatkan potongan nasi tumpeng dari Wakil Gubernur Banten, Andika Hazrumy yang menghadiri syukuran dimulainya pembuatan film besutan IDN Pictures tersebut.
“Ucapan terima kasih teriring kepada Mas Fajar dan seluruh kru serta pemain dan juga IDN Pictures karena telah memilih Banten sebagai lokasi syuting film yang ceritanya legen ini,” kata Andika seraya memberikan piring berisi potongan nasi tumpeng dan lauknya kepada Fajar.
Baca Juga: Dana Bagi Hasil Rp181 Miliar untuk Kabupaten dan Kota Belum Jelas
Pada acara yang berlangsung di bawah guyuran hujan deras tersebut, juga turut menyerahkan potongan nasi tumpeng CEO IDN Media (induk perusahaan IDN Pictures), Winston Utomo kepada Produser Film Balada Si Roy, Susanti Dewi.
Potongan tumpeng berikutnya diberikan oleh penulis Novel Balada Si Roy, Gol A Gong kepada pemeran Si Roy Abidzar Al Ghifari.
Dikatakan Andika, dirinya berharap dipilihnya Banten sebagai lokasi Film Balada Si Roy tersebut dapat memberi dampak positif bagi industri kreatif di Banten.
Baca Juga: Digunakan dalam Kondisi Darurat, Vaksin Covid-19 harus Halal
“Secara umum kemajuan bagi daerah Banten di segala sektor, karena dengan film ini Banten kemudian terpromosikan,” imbuhnya seraya mengaku dirinya sudah membaca Balada Si Roy saat SMA di mana Balada Si Roy masih berupa tulisan serial di Majalah Hai.
Fajar Nugros sendiri dalam sambutannya mengucapkan terima kasih kepada Andika khususnya, karena dinilai telah memberikan dukungan yang konkrit terhadap kemajuan dunia film di tanah air.
Menurutnya, masih jarang pimpinan daerah atau pejabat pemerintahan baik di pusat maupun daerah yang menaruh concern terhadap dunia perfilman.
Baca Juga: Komnas HAM: Ada Unlawful Killing terhadap Anggota Laskar FPI
“Dengan kehadiran Mas Wagub di sini itu adalah sebagai bentuk bahwa beliau support,” ujarnya.
Fajar berharap film tersebut dapat diterima masyarakat Indonesia dan bisa booming sebagaimana novelnya yang diterbitkan, menyusul keberhasilannya sebagai sebuah tulisan serial di Majalah Hai pada tahun 1980-an.