Soal Sekolah Tatap Muka 2021, Muhammadiyah masih Ragu

photo author
- Selasa, 15 Desember 2020 | 13:43 WIB
Seorang guru sedang membantu siswa memakai masker di salah satu sekolah di Kabupaten Garut Jawa Barat. (Antaranews/Ampelsa)
Seorang guru sedang membantu siswa memakai masker di salah satu sekolah di Kabupaten Garut Jawa Barat. (Antaranews/Ampelsa)

REFERENSI BERITA - Rencana Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Nadiem Makariem yang akan membuka kembali sekolah atau belajar tatap muka pada 2021, terus menuai polemik di berbagai kalangan.

Ada yang merasa keberatan, karena pandemi Covid-19 di Indonesia masih mengalami peningkatan. Hal itu juga diungkapkan Wakil Ketua Bidang Penguatan Tanggap Darurat dan Pemulihan Jaringan Persyarikatan Muhammadiyah Covid-19 Command Center (MCCC), Arif Jamali Muis dalam forum webinar Rahmania Bercerita pada Senin, 14 Desember 2020 lalu.

Arif mengaku pesimis dengan keputusan pemerintah melalui SKB 4 Menteri untuk membuka pembelajaran sekolah tatap muka 2021.

Baca Juga: Enam Tips Kembangkan Kecerdasan Emosional Anak Sejak Dini

Sebagai seorang guru, Arif menganggap kesiapan penunjang pembelajaran tatap muka di masa pandemic, belum sepenuhnya terpenuhi.

Apalagi, kasus kematian anak akibat Covid-19 per 29 November dibandingkan dengan seluruh kasus kematian di Indonesia, menurutnya adalah sebesar 3, 2 persen atau tertinggi di kawasan Asia Pasifik.

"Bagaimana antisipasi kasus terpapar apakah sebagian besar sudah dipikirkan?" ujarnya sebagaimana dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari situs resmi Muhammadiyah, Selasa 15 Desember 2020.

Baca Juga: Sembilan Manfaat Konsumsi Asam Jawa, Salah Satunya Bikin Awet Muda

Memaparkan hasil survei yang dilakukan secara mandiri terhadap 100 sekolah, Arif menyimpulkan, sebagian besar sekolah menyatakan siap mengadakan pembelajaran tatap muka, namun di sisi lain tidak memiliki skenario yang tepat jika ditemukan kasus positif Covid-19 di lingkungan sekolah.

"Pedoman SKB 4 Menteri itu menunjukkan ada pesan yang ingin disampaikan sebagai warning. Kalau masuk akan ada yang terpapar," ujar Arif Jamali.

Sementara itu, pembelajaran tatap muka dari sudut pandangnya, Arif memaparkan bahwa SKB 4 Menteri mempertimbangkan kesehatan dan keselamatan peserta didik, pendidik, tenaga kependidikan, dan keluarganya sebagai prioritas utama.

Karena itu seluruh pihak terkait dari pemerintah daerah, yayasan pendidikan dan orang tua murid sebagai banteng terakhir diharapkan berpikir secara matang sebelum memutuskan pembelajaran tatap muka.

Baca Juga: Ini Bahayanya jika Makan Kacang Hijau Berlebihan

"Kami tanya nanti kalau misalkan ada yang terpapar ada yang mendanai tidak? Saatnya orangtua berdaulat atas keselamatan anak-anak mereka," ujarnya.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Rukman Nurhalim Mamora

Tags

Rekomendasi

Terkini

Syukuran Panen, Ratusan Warga Gumelem Gelar Gethekan

Jumat, 1 November 2024 | 22:28 WIB

Jelang DCF, Film Di Hyang Negeri di Atas Awan Dirilis

Jumat, 23 Agustus 2024 | 12:31 WIB
X