Ketika AI Menyapa Desa: IPDA dan Gerakan Pemuda Menata Kepemimpinan Masa Depan

photo author
- Rabu, 5 November 2025 | 18:13 WIB
Suasana Convention Hall UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta sore itu terasa penuh energi (Prasetyo )
Suasana Convention Hall UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta sore itu terasa penuh energi (Prasetyo )

 

REFERENSIBERITA.COM-Suasana Convention Hall UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta sore itu terasa penuh energi. Lebih dari seribu pemuda dari berbagai daerah di Indonesia berkumpul dalam satu ruang besar yang menjadi saksi lahirnya percakapan penting tentang arah kepemimpinan generasi muda di era yang serba cepat.

Acara bertajuk “Kepemimpinan Pemuda di Tengah Disrupsi AI dan Krisis Sosial” ini digelar oleh Ikatan Pemuda Penggerak Desa Indonesia (IPDA) dengan dukungan dari Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora).

Tidak hanya menghadirkan forum dialog, kegiatan ini juga dimeriahkan oleh panggung budaya dan pameran UMKM desa, mempertemukan gagasan, karya, dan nilai-nilai lokal dalam satu ruang yang menggambarkan denyut kehidupan kepemudaan Indonesia hari ini.

Rozaki: Pemimpin Harus Peka pada Zaman dan Kemanusiaan

Dr. Abdur Rozaki, M.Si, Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan dan Kerjasama UIN Sunan Kalijaga, membuka forum dengan nada yang tegas namun reflektif.

Ia mengingatkan bahwa kepemimpinan di masa kini menuntut lebih dari sekadar semangat dan visi.

“Kaum muda bukan hanya pemimpin masa depan, tetapi pemimpin hari ini,” katanya. “Pemimpin yang sejati adalah mereka yang mampu membaca arah zaman dan menuntun perubahan tanpa kehilangan sisi kemanusiaan.”

Baca Juga: Sempat Jadi Isu, Ini 2 Penyebab Data Keuangan Pemda antara Kemendagri dan BI Berbeda

Rozaki menekankan bahwa di tengah derasnya disrupsi teknologi dan krisis sosial, pemimpin muda harus memiliki insting sosial yang tajam dan daya cipta yang adaptif. Baginya, kepemimpinan yang otentik tumbuh dari kemampuan menautkan nalar teknologi dengan nurani publik.

Jafar Shodiq: Di Era Digital, Pemimpin Diuji oleh Persepsi dan Integritas

Dari sisi politik, MJ. Jafar Shodiq, tokoh muda sekaligus anggota DPRD Provinsi Jawa Tengah, memotret situasi sosial-politik yang diwarnai oleh paradoks digital.

Menurutnya, internet memang memperluas ruang partisipasi, namun sekaligus menciptakan kekacauan persepsi dan polarisasi publik.

“Pertarungan politik sekarang bukan lagi soal ide atau kebenaran, tapi tentang siapa yang mampu menguasai persepsi publik,” ujarnya. “Kepemimpinan muda yang sejati adalah mereka yang berani melawan arus itu, mengembalikan politik pada nilai pengabdian.”

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Sumargo Triprasetyo

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X