REFERENSI BERITA - Ulama Banten tak hanya berasal dari kaum pria, namun juga banyak ulama yang berasal dari kaum perempuan, seperti halnya ulama yang satu ini.
Ulama perempuan Banten pertama ini, bernama Nyi Hj. Arnah dari Cimanuk, Pandeglang yang lahir pada tahun 1876.
Nyi Hj Arnah Cimanuk (1876-1923) adalah seorang ulama perempuan Banten di Mekah, yang berpengaruh pada kehidupan umat Islam baik di Mekah maupun di Banten.
Baca Juga: 7 Tips Menjaga Anak Tetap Aman di Dunia Maya dari Pornografi Hingga Predator Seks
Seperti dikutip Referensi Berita.com dari buku Ulama Perempuan Banten, karya Mufti Ali, ulama perempuan pertama di Banten Nyi Hj Arnah ini diposisikan dari Mekah untuk masyarakat Banten.
Nyi Hj Arnah merupakan mata rantai penting di dalam transmisi intelektualitas ulama perempuan, terutama ilmu qira’at, dari periode Syekh Nawawi al-Bantani kepada generasi berikutnya.
Mufti Ali dalam bukunya mengemukakan, keulamaan Nyi Hj Arnah yang mendalami ilmu fikih, hadis, tafsir dan tata bahasa Arab, disamping ilmu qira'at dan tarekat hampir setara dengan ulama besar Banten lainnya.
Baca Juga: 11 Tips Menggunakan Komputer Agar Tetap Aman dan Sehat
Mufti Ali memposisikan keulamaan Nyi Hj Arnah, bahkan setara dengan tujuh ulama besar Banten yaitu Syekh Nawawi al-Bantani, Syekh Abdul Karim Tanara, Syekh Tb. Ismail, KH. Ahmad Jaha, Syekh Marzuki, Syekh Arshad bin Alwan, dan Syekh Arsyad bin As’ad.
Mufti Ali mengatakan, hingga saat ini sanad Nyi Hj Arnah Cimanuk masih terus diberikan kepada para santri yang belajar qira’at yaitu di Pesantren Riyadul Banat di Kadu Peusing, Pandeglang.
Selain itu, kemudian di Pesantren Daarul Qur’an di Warunggunung, Rangkasbitung, Lebak, dan mengerucut kepada anak satu-satunya, yaitu KH. Emed Bakri sebagai seorang penyebar qira’at hafs pertama di Pandeglang.
Baca Juga: 12 Hal yang Harus Diperhatikan untuk Menjaga Keamaan Komputer dan Laptop
Emed Bakri sangat dikenal sebagai ulama pengajar qira’at dan penganut tarekat yang berpuasa hampir seumur hidupnya.
Sebagai pengikut tarekat Qadiriyah wa Naqsyabandiyah, Nyi Hj Arnah juga rutin membaca dala’il al-khairat karya Imam Jazuli.
Artikel Terkait
Mengambil Tema Peran Ulama Demi Kemaslahatan Umat, MUI Cirinten Melakukan Pengukuhan dan Rapat Kerja
Mengenal Dua Ulama Budayawan Indonesia yang Banyak Mewarisakan Syair dan Lukisan
Ketua DPP SPN Sebut Gubernur Banten Patut Dimakzulkan
Ketua DPP SPN Nilai Pernyataan Gubernur Banten Picu Konflik Baru
Buruh Banten Aksi lagi, Agus R Wisas: Gubernur harus Membuka Diri