REFERENSI BERITA - Belum lama ini, puluhan peserta Tsunami Community Preparedness Training Course dari Indonesia, Malaysia, Thailand, Filipina, Bangladesh dan Seychelles mengunjungi Desa Panggarangan, Kebupaten Lebak.
Acara tersebut diselenggarakan Pusat Pendidikan dan Pelatihan BMKG bersama dengan Ocean Teacher Global Academy (OTGA), dan difasilitasi Gugus Mitigasi Lebak Selatan (GMLS).
Acara diisi kegiatan tatap muka guna memberikan pemahaman yang komprehensif kepada peserta, terkait kesiapsiagaan masyarakat akan potensi bahaya gempa dan tsunami di Desa Panggarangan.
Baca Juga: Hj Iin Komala Sari: Pencegahan Food Waste sesuai Local Wisdom Urang Sunda
Panggarangan dipilih menjadi tempat kunjungan lapangan, karena berkat pendampingan dari GMLS Desa Panggarangan mendapat rekognisi dari UNESCO-IOC sebagai masyarakat siaga tsunami.
Ketua GMLS, Lala mengatakan, dari 5.700 desa yang memiliki potensi bahaya tsunami di Indonesia, baru ada empat desa yang diakui UNESCO sebagai masyarakat siaga tsunami.
“Desa Panggarangan merupakan salah satu dari empat desa di Indonesia, dan satu-satunya di Banten, yang telah mendapat sertifikat pengakuan Tsunami Ready Community dari Intergovernmental Oceanographic Commission of UNESCO,” jelas Abah Lala.
Baca Juga: Buah dari Kerja Keras dan Kekompakan, DPD Provinsi Banten Diganjar Penghargaan oleh DPP APJI
Upaya peningkatan kesiapsiagaan masyarakat terus dilakukan di Desa Panggarangan. Abah Lala memaparkan, pendekatan budaya serta door to door activity menjadi kekuatan dari GMLS untuk dapat menyiapkan masyarakat menjadi siaga tsunami.
Salah satu karya yang juga dipaparkan oleh Abah Lala terkait peningkatan kesiapsiagaan bencana, adalah buku dongeng karya Michelle Paulina, mahasiswa Universitas Multimedia Nusantara. Buku dongeng itu menjadi salah satu alat komunikasi peningkatan literasi bencana untuk anak-anak.
Sebagai rangkaian dari kunjungan lapangan, dilakukan juga penanaman pandan laut di pesisir pantai yang berada di Desa Panggarangan, yang dilakukan oleh peserta dari acara tersebut.
Menurut Abah Lala, pandan laut merupakan tanaman endemik di wilayah itu dan memiliki fungsi ekologi sekaligus ekonomi. Penanaman pandan laut ini juga dibantu oleh Pangkalan TNI AL Banten yang turut menyiapkan proses penanaman di pesisir.
Baca Juga: Bapenda Provinsi Banten Gelar Rapat Kerja Bersama Komisi III DPRD Banten
“Kami juga didukung oleh 25 kolaborator yang datang dari berbagai sektor. Hal ini yang menjadi kekuatan tambahan bagi komunitas kami. Salah satunya adalah Bank Syariah Indonesia dan BSI Maslahat yang turut membantu pembibitan pandan laut, yang diharapkan dapat menjadi greenbelt serta memiliki potensi ekonomi kreatif untuk resiliensi,” tambah Abah Lala.
Artikel Terkait
Antisipasi Ancaman Megatrust, Komunitas GMLS Gencar Lakukan Mitigasi
UMN, ID Flow Stories dan GMLS Kampanyekan Kesiapsiagaan Bencana Tsunami Selatan Jawa
GMLS dan LPPM UMN Gelar Pelatihan Mobile Journalism Kebencanaan di Desa Panggarangan
Kiprah GMLS Bina Masyarakat Siaga Tsunami Diakui Dunia Internasional
Luar Biasa, GMLS Bikin Panggarangan Diakui UNESCO-IOC sebagai Desa Siaga Tsunami