Luar Biasa, GMLS Bikin Panggarangan Diakui UNESCO-IOC sebagai Desa Siaga Tsunami

photo author
- Senin, 28 November 2022 | 08:51 WIB
Ketua Gugus Mitigasi Lebak Selatan, Abah Lala saat menerima sertifikat rekognisi untuk Desa Panggarangan.  (Referensi Berita)
Ketua Gugus Mitigasi Lebak Selatan, Abah Lala saat menerima sertifikat rekognisi untuk Desa Panggarangan. (Referensi Berita)


REFERENSI BERITA - Gugus Mitigasi Lebak Selatan (GMLS) menerima sertifikat rekognisi yang diberikan untuk Desa Panggarangan yang telah diakui menjadi masyarakat siaga tsunami oleh UNESCO-IOC Tsunami Ready Programme.

Rekognisi ini diberikan setelah serangkaian proses yang dilakukan oleh GMLS untuk menerapkan 12 indikator siaga tsunami di Desa Panggarangan.

Inaugurasi untuk Desa Panggarangan dilakukan bertepatan dengan berakhirnya Indian Ocean Tsunami Ready Workshop pada 26 November 2022 di Tanjung Benoa, Bali. Dengan demikian, Panggarangan menjadi desa pertama di Provinsi Banten yang mendapatkan rekognisi ini.

Baca Juga: Ini Cara Mulyadi Jayabaya Sejahterakan Rakyat, Pinjamkan Lahan dan Modal untuk Usaha

Bersama dengan Desa Panggarangan, ada dua desa lain yang juga mendapatkan rekognisi pada kesempatan yang sama. Yakni Desa Tambakrejo, Jawa Timur dan Kalurahan Glagah Yogyakarta. Sebelumnya ada juga Desa Tanjung Benoa Bali yang mendapatkan rekognisi.

Hingga saat ini, baru empat desa dari total 5.700 desa rawan tsunami di Indonesia yang mendapatkan rekognisi UNESCO terkait masyarakat siaga tsunami.

Ketua Gugus Mitigasi Lebak Selatan, Abah Lala menerima langsung sertifikat rekognisi untuk Desa Panggarangan.

Baca Juga: Pemprov Banten Kirim Bantuan Logistik dan 50 Tagana ke Cianjur

Abah Lala mengatakan, penghargaan ini dipersembahkan untuk para relawan, keluarga dan semua kolaborator yang telah menghabiskan sumber dayanya untuk Desa Panggarangan.

Dengan kesabaran yang luar biasa para relawan menghadapi masa-masa sulit. Dan yang terpenting kata Abah Lala, ini dipersembahkan untuk mereka yang pantas selamat dari bahaya bencana gempa dan tsunami.

“Sebenarnya kami merasa belum pantas menerima penghargaan ini. Namun, karena selama dua tahun ini kami berhadapan dengan sejumlah orang, bahkan birokrat lokal, yang dari gerak-geriknya terlihat sangat meremehkan, kami berpikir untuk menggunakan penghargaan ini sebagai bukti bahwa kami tidak main-main. Jumlah kami memang sedikit tapi kami tegak memperjuangkan sesuatu, saat yang lain enggan untuk memperjuangkannya,” ujar Abah Lala.

Baca Juga: DPD APJI Provinsi Banten Galang Dana untuk Korban Gempa Cianjur

Sementara Direktur dan Representatif UNESCO Jakarta Office, Mohamed Djelid mengatakan, rekognisi ini adalah sebuah capaian dan juga sebuah tanggung jawab bagi komunitas untuk terus bersiap menghadapi potensi bahaya tsunami yang ada di sekitar mereka.

“Masyarakat perlu selalu siap menghadapi potensi bahaya yang ada di sekitar mereka, dan UNESCO mendukung penuh usaha itu,” ucap Mohamed.

Deputi Bidang Geofisika BMKG, Dr. Suko Prayitno Adi mengatakan, indikator siaga tsunami perlu dipertahankan dan diperbaiki terus menerus. Suko memahami bahwa terkadang diperlukan usaha lebih untuk mempertahankan keberlanjutan kerja baik yang telah dimulai ini.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Rukman Nurhalim Mamora

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X