BANJARNEGARA, referensiberita.com – Dalam upaya menekan inflasi daerah, Pemerintah Kabupaten Banjarnegara melalui Dinas Perikanan, Pertanian, dan Ketahanan Pangan (Dinpertan) bekerja sama dengan Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Bidang Perekonomian Sekretariat Daerah menggelar Gerakan Pangan Murah (GPM). Kegiatan ini berlangsung pada Minggu (15/12/2024) pukul 06.00 WIB di halaman trotoar Kantor Inspektorat, Jl. Dipayudha, Alun-Alun Kota Banjarnegara.
Kepala Dinpertan Kabupaten Banjarnegara, Firman Sapta Adi, SPt, menjelaskan bahwa GPM bertujuan untuk memastikan ketersediaan bahan pokok masyarakat tetap stabil dengan harga yang terjangkau.
"Gerakan Pangan Murah ini dalam rangka stabilisasi ketersediaan bahan pokok masyarakat supaya harga tetap stabil dan terjamin," ungkap Firman.
Baca Juga: Wacana Pembentukan Provinsi Banyumasan, Purwokerto Dicanangkan Sebagai Ibu Kota Baru Jawa Tengah
Lebih lanjut, Firman menambahkan bahwa tahun ini Pemerintah Kabupaten Banjarnegara telah menyelenggarakan GPM sebanyak 11 kali.
"Kita sudah beberapa kali melaksanakan gerakan pangan murah di tahun ini, dan ini yang ke-11 kali. Kali ini menjelang Natal dan Tahun Baru, insyaallah harga tetap stabil dan tidak melonjak. Sebagai contoh, cabai masih dalam kisaran angka Rp30 ribu, biasanya mencapai Rp40 ribu. Telur kita jual dengan harga Rp28 ribu, sedangkan di eceran sudah mencapai Rp33-35 ribu. Untuk beras, selisihnya Rp3.000. Kami menggunakan beras cadangan Bulog jenis SPHT dengan harga Rp11.400 per kilogram, sementara di pasaran sudah mencapai Rp13-14 ribu," terang Firman.
Firman juga menyebutkan bahwa GPM sangat efektif mendukung program pemerintah dalam pengendalian inflasi.
"Insyaallah dengan Gerakan Pangan Murah ini sangat mendukung program pemerintah dalam rangka menekan laju inflasi. Alhamdulillah, di tahun ini pengendalian inflasi di Banjarnegara luar biasa berhasil. Selama empat bulan terakhir, yakni Agustus, September, Oktober, dan November, kita mengalami deflasi. Inflasi hanya mencapai 1 persen dengan gear and gear yang lebih rendah dari provinsi bahkan nasional," tambahnya.
Firman menjelaskan bahwa salah satu alasan Banjarnegara mampu menekan inflasi adalah statusnya sebagai produsen bahan pangan.
"Ya, karena kita produsen. Produk di Banjarnegara tidak terlalu terpengaruh inflasi. Pelaku usaha di Jakarta memang sempat memengaruhi kenaikan harga, tapi dengan seringnya sosialisasi termasuk Gerakan Pangan Murah ini, kita berhasil menjaga kestabilan harga," jelasnya.
Dalam kegiatan GPM, pemerintah bekerja sama dengan sejumlah penyedia bahan pokok.