REFERENSI BERITA - Jangkrik biasanya diternak dengan tujuan bisnis. Binatang ini dibudi daya untuk dijadikan pakan hewan peliharaan seperti burung, ikan dan reptil.
Namun di Nusa Tenggara ternyata jangkrik dijadikan sebagai sarana permainan rakyat, khususnya anak-anak di daerah Lombok, Nusa Tenggaran Barat.
Mengadu jangkrik atau dikenal dengan istilah bejangkrikan di Lombok ini diadaptasi dari Cakranegara Mataram.
Baca Juga: Uniknya Prosesi Pernikahan Adat Baduy: Tak Mengutamakan Cinta, Cukup Saling Mengerti
Pada zaman dahulu, permainan ini melatih anak-anak dalam memelihara dan melatih jangkrik.
Unsur kepercayaan masyarakat tentang kekuasaan roh dan benda-benda di alam raya sangat berperan dalam permainan mengadu jangkrik.
Pada awalnya permainan ini digunakan sebagai sarana untuk hiburan semata, terutama bagi anak-anak.
Namun dalam perkembangannya, ada sebagian masyarakat menyalahgunakannya sebagai sarana perjudian.
Baca Juga: Mengenal Tenun Baduy dan Ragam Motifnya
Untuk memperoleh jangkrik yang baik, berbagai macam cara dilakukan. Mulai dari bertapa, menunggu mimpi yang baik, dan mencari jangkrik di tempat-tempat tertentu.
Jangkrik termasuk pemainan unik. Meskipun memiliki sisi buruk, namun permainan ini termasuk kekayaan budaya Indonesia yang perlu diketahui dan dilestarikan seperti.
Artikel ini seperti dikutip Referensi Berita.com dari akun Twitter Ditjen Kebudayaan, @budayasaya pada Jumat, 13 Agustus 2021.***