“Tapi itu contoh bahwa badan gizi tidak menetapkan standar menu nasional, tetapi menetapkan standar komposisi gizi,” terang Dadan.
Klarifikasi Dadan tentang menu serangga
Saat menyapa awak media di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, pada Senin, 3 Februari 2025, Dadan mengklarifikasi ucapannya yang telah membuat heboh.
“Kami waktu menyampaikannya itu, kan kami sampaikan ada masyarakat tertentu yang suka itu,” kata Dadan.
Baca Juga: Pemindahan ASN ke IKN Ditunda Tanpa Batas Waktu, Pemerintah Bantah Alasan Anggaran
“Jadi untuk masyarakat yang tidak suka itu, tidak mungkin menggunakan itu,” imbuhnya.
Ia juga menambahkan dengan memberi contoh daerah penghasil telur, bisa saja menggunakan telur sebagai protein utama untuk MBG.
“Tapi mungkin kan bisa juga sekali-kali dengan ikan, sekali-kali daging,” kata Dadan menjelaskan.
“Mungkin ada orang pusing kalau tidak makan ikan dua hari saja, pasti makan ikan lebih banyak, meskipun juga daging sapi nanti akan kami masak sewaktu-waktu,” tambahnya.
Potensi pangan daerah untuk menu MBG
Dadan juga pernah menyatakan untuk mengembalikan menu Makan Gratis Bergizi sesuai dengan potensi lokal yang dimiliki masing-masing daerah.
“Nah, isi protein di berbagai daerah sangat tergantung potensi sumber daya lokal dan kesukaan lokal, jangan diartikan lain, ya,” ujarnya,” ujarnya.
“Yang banyak ikan, ikan lah yang mayoritas, seperti itu,” imbuhnya.
“Sama juga dengan karbohidrat, kalau orang sudah terbiasa makan jagung, ya karbohidratnya jagung meskipun nasi mungkin diberikan juga,” kata Dadan.
Artikel Terkait
Ketua MPR Ungkap Catatan Perbaikan Program MBG dari Presiden Prabowo, Salah Satunya Menyinggung Porsi Makanan