referensiberita.com-Proyek pembangunan Gelanggang Olahraga (GOR) Indoor Manahan Solo kembali mengalami penundaan.
Pembangunan yang semula dijadwalkan rampung pada akhir 2024 kini diproyeksikan selesai pada 2025. Penundaan ini disebabkan oleh kendala teknis yang signifikan, terutama pada pemasangan empat layar videotron berukuran jumbo.
Baca Juga: Hari Relawan PMI, Refleksi Dedikasi dan Pengorbanan Relawan PMI di Bumi Serambi Mekah
Asisten Bidang Perekonomian dan Pembangunan Setda Kota Solo, Gatot Sutanto, menjelaskan bahwa videotron dengan berat mencapai 2,2 ton membutuhkan struktur rangka atap yang kuat. Saat ini, kajian terhadap kekuatan rangka atap sedang dilakukan oleh tim ahli.
Baca Juga: Waspada Gelombang Tinggi di Selatan Jateng, 25-28 Desember 2024
“Apabila hasil kajian menyatakan bahwa rangka atap saat ini cukup kuat, maka pemasangan videotron dapat dilanjutkan. Namun, jika tidak, kita perlu melakukan penguatan rangka, yang tentunya membutuhkan tambahan anggaran,” ujar Gatot Sutanto melansir radarsolo.jawapos.com
Hambatan tersebut juga berdampak pada pengerjaan lantai utama GOR Indoor Manahan. Lantai hanya dapat dipasang setelah videotron terpasang untuk menghindari kerusakan akibat aktivitas pemasangan alat berat.
GOR Indoor Manahan Solo merupakan salah satu proyek strategis di era Walikota Gibran Rakabuming. Dengan anggaran senilai Rp 48,8 miliar, proyek ini sepenuhnya didanai oleh hibah dari Uni Emirat Arab (UEA). Pembangunan ini diharapkan menjadi fasilitas olahraga modern yang mendukung berbagai aktivitas olahraga dan seni.
Baca Juga: Libur Nataru, Inilah Objek Wisata yang Jadi Sorotan Pemprov Jateng
Kepala Dinas Kepemudaan dan Olahraga (Dispora) Solo, Rini Kusumandari, mengungkapkan bahwa pemerintah daerah akan mengajukan izin lompat tahun kepada Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri). Langkah ini diperlukan agar proyek pembangunan dapat dilanjutkan hingga tahun anggaran 2025.
“Kami optimistis setelah izin diperoleh, proyek ini bisa diselesaikan sesuai rencana, sehingga manfaatnya segera dirasakan oleh masyarakat,” ujar Rini Kusumandari.
Artikel Terkait
Kabupaten Banjarnegara Termiskin di Jawa Tengah, UMK Terendah Meski Naik 6,5%
UMP Jawa Tengah 2025 Naik 6,5 Persen, Tetap Jadi yang Terendah di Indonesia dengan Besaran Rp2,1 Juta, Begini Rinciannya
Wacana Pembentukan Provinsi Banyumasan, Purwokerto Dicanangkan Sebagai Ibu Kota Baru Jawa Tengah