Pakar IT Teguh Aprianto Sebut Klaim Serangan Ransomware Bashe ke BRI Sebagai "Grup Hacker Terkocak" Begini Alasannya

photo author
- Rabu, 25 Desember 2024 | 18:49 WIB

REFERENSIBERITA.COM - Beberapa hari lalu, heboh isu Bank Rakyat Indonesia (BRI) jadi korban Ransomware berdasarkan klaim Bashe. Kabar mengenai serangan Ransomware ini dimulai dari unggahan akun @FalconFeedsio di X pada 18 Desember 2024. Sontak, peristiwa ini sempat membuat khawatir masyarakat.

Baca Juga: Musim Penghujan dan Cuaca Ekstrem, Warga Majatengah Dihimbau Waspada Terhadap Longsor dan Kerusakan Jalan

Sebelumnya, akun @FalconFeedsio di X, menulis status, "Ransomware Alert. Bank Rakyat Indonesia, has fallen victim to Bashe Ransomware." Dalam bahasa Indonesia artinya, "Peringatan Ransomware. Bank Rakyat Indonesia, telah menjadi korban Bashe Ransomware".

Peringatan itu masih belum bisa dipastikan kebenarannya. Namun itu telah berhasil menarik perhatian. Minimal, masyarakat jadi mengetahui ada sekelompok Ransomware di dunia maya bernama Bashe.

Baca Juga: Era Bisnis Digital, Keterampilan Khusus di Bidang Internet Marketing Jadi Kebutuhan Utama

Siapa Bashe? Kelompok yang mengaku hacker ini sebelumnya dikenal sebagai APT73 atau Eraleig, yakni kelompok Advanced Persistent Threadt (APT).

Mereka mulai meresahkan dunia internet pada tahun 2024 dengan menyebarkan klaim Ransomware. Biasanya kelompok Ransomware bergerak dengan motif finansial. Target Ransomware tersebar ke seluruh penjuru dunia, mulai dari Amerika Utara, Perancis, Jerman, Inggris Raya, Australia, hingga India. Mereka menarget berbagai sektor bernilai tinggi seperti manufaktur dan perbankan.

Baca Juga: 17 Cara Hasilkan Uang di Internet Tanpa Modal Banyak 2024

Kelompok hacker Ransomware Bashe bahkan menetapkan tenggat tebusan pada Senin, 23 Desember 2024 Pukul 16.00 WIB. Kelompok tersebut mengancam akan jual data yang diperoleh kepada pihak ketiga jika BRI tidak menebusnya. Bashe menetapkan tebusan senilai 5 Bitcoin atau setara dengan Rp7,9 miliar.

Ransomware Janggal dan Grup Hacker Terkocak

Peristiwa ini menarik perhatian seorang pakar atau konsultan Cybersecurity Teguh Aprianto, yang juga seorang Founder of Ethical Hacker Indonesia.

Baca Juga: Tips Internet Marketing untuk Meningkatkan Bisnis Anda

Saat mendengar isu ini, Teguh Aprianto mengaku merasa janggal. Karena data yang diklaim tidak meyakinkan, Teguh enggan berkomentar di awal isu ransomware mencuat.

Kecurigaan itu ternyata benar. Setelah tenggat waktu penebusan terlewat, Teguh menemukan data ransomware yang dipublikasi ternyata yang pernah ditemukan di internet.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Panji Setiawan

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

12 Tips untuk Beriklan dengan Google Ads

Minggu, 27 Oktober 2024 | 18:42 WIB

Naruto: Ultimate Ninja Storm Hadir di iOS dan Android

Selasa, 24 September 2024 | 22:42 WIB
X