REFERENSIBERITA.COM- Lebih dari 50 karyawan Google telah dipecat baru-baru ini, begini berita selengkapnya.
Diduga alasan pemecatan karena terlibat dalam protes terhadap Proyek Nimbus, kontrak komputasi awan senilai $1,2 miliar antara Google, Amazon, dan pemerintah Israel.
Baca Juga: Meriahnya Ruwat Bumi dan Kirab 1000 Tenong di Banjarnegara Berpadu Kegiatan Sosial Kemanusiaan
Proyek ini melibatkan penyediaan layanan cloud dan teknologi AI yang canggih untuk Israel, termasuk untuk kepentingan militer dan pengawasan.
Dalam video YouTube berdurasi sekitar 13 menit berjudul 'Misteri Proyek Nimbus Google yang Kontroversial' dr. Indrawan Nugroho menjelaskan bahwa proyek ini telah memicu protes dari karyawan.
Baca Juga: Jamaah Haji Syarikat Islam Banjarnegara Tunaikan Umroh Wajib
Para karyawan itu, kata dr. Indrawan Nugroho khawatir jika teknologi tersebut dapat digunakan untuk menargetkan dan mengawasi warga Palestina, yang berpotensi melanggar hak asasi manusia.
"Para karyawan merasa frustrasi karena tidak diberitahu detail kontrak ini," kata dr. Indrawan dikutip referensiberita.com dari Chanel YouTube-nya, Sabtu 25 Mei 2024.
Dr. Indrawan mengatakan, banyak dari mereka percaya (karyawan google) bahwa teknologi AI yang disediakan oleh Google bisa digunakan untuk tujuan militer yang kontroversial."
Baca Juga: PJ Bupati Banjarnegara Pamit, Masa Jabatan Berakhir
Dr. Indrawan juga mengutip perkataan dari Edie Hatfield, seorang insinyur perangkat lunak di Google Cloud yang berperan penting dalam protes tersebut.
Dalam sebuah konferensi di New York, Hatfield secara terbuka menentang keterlibatan Google dalam Proyek Nimbus, menyatakan, "Saya menolak mengembangkan teknologi yang bisa digunakan untuk genosida, apartheid, atau pengawasan."
Baca Juga: Tidak Bisa Upload Instagram Stories? Ini Cara Mengatasinya