REFERENSI BERITA - Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kota Serang menyepakati beberapa hal terkait dengan bulan Ramadhan 1444 Hijriyah.
Kesepakatna itu ditentukan melalui Rapat Koordinasi (Rakor) yang diikuti seluruh unsur perwakilan warga di Sekretariat MUI Kota Serang pada Rabu, 15 Maret 2023.
"Setelah mendengarkan nasihat Ketua Umum MUI KH Hidayatullah HS, arahan Walikota Serang, pandangan Kapolres Serang Kota, saran Kepala Kemenag Kota Serang, pendapat Ketua FKUB Kota Serang dan masukan perwakilan pedagang MUI Kota Serang menyepakati beberapa hal," ungkap Ketua MUI Kota Serang, KH Fatullah.
Baca Juga: Ombudsman Ajak KAD Anti Korupsi Provinsi Banten Berkolaborasi
Kata dia, sedikitnya ada lima kesepakatan pada Rakor tersebut. kesepakatan pertama adalah, seluruh warga menjaga suasana lingkungan aman, tentram, nyaman, dan damai selama pelaksanaan ibadah puasa Ramadhan 1444 Hijriyah.
kesepakatan kedua, Warga yang belum pernah dan atau tidak sempat melihat hilal tanggal 1 Ramadhan dan 1 Syawal tahun 1444, senantiasa patuh dan mengikuti Keputusan pemerintah.
"Kepakatan ketiga, seluruh warga menjaga hati, ucapan, dan perbuatan jemari tangan cerdas digital, cegah Dini penyebaran fitnah dan berita dusta atau hoax dan ujaran kebencian dalam berbagai bentuk," terang KH Fatullah.
Baca Juga: Perkuat Organisasi, Pekan ini Pejuang Siliwangi Indonesia 1922 Gelar Munaslub di Banten
kesepakatan berikutnya adalah warga dan stakeholder akan menjaga dan merawat persatuan dan kesatuan NKRI di tengah kebhinekaan berdasarkan Pancasila dan UUD 1945.
"kesepakatan terakhir atau kelima, para pedagang tidak berjualan makanan dan minuman di tempat yang bukan peruntukannya, serta sanggup mematuhi pengaturan waktu berjualan selama bulan Ramadhan," pungkas Fatullah.
Sementara Ketua Komisi Pemuliaan Lingkungan Hidup dan Sumber Daya Alam MUI Kota Serang, Husni Mubarok mengatakan, Ramadhan merupakan momentum yang sangat baik untuk menjaga diri dan lingkungan.
Menurut pria yang akrab disapa Mumu ini, ibadah puasa Ramadhan secara hakikat merupakan ajakan untuk merefleksikan diri terkait apa yang telah diperbuat umat Islam perbuat.
"Puasa juga mengajak kita berlaku adil serta melawan hawa nafsu. Ini sangat terkait dengan upaya pencegahan dari tindakan-tindakan yang berpotensi merusak. Melalui puasa kita mencoba berinteraksi dengan sang pencipta," ungkap Mumu.***
Artikel Terkait
Muntah Bisa Membatalkan Puasa Ramadhan? Begini Penjelasan Buya Yahya
Semua Komoditas Bahan Pokok Melonjak Jelang Puasa, DPR RI Nilai Ada Mekanisme Pasar Yang Rusak
Keutamaan Hari Pertama Puasa Ramadhan, Diampuni Segala Dosa dan Diangkat Derajatnya
Hukum Sikat Gigi Saat Puasa Ramadhan, Kata Buya Yahya: Bisa Batal Bisa Tidak, Begini Penjelasannya