ICMI Banjarnegara Dorong 44 Desa Potensial Bakal Jadi Desa Cendekia

photo author
- Senin, 3 Juni 2024 | 07:21 WIB
Jagongan malam minggu ICMI Banjarnegara di Radio Suara Banjarnegara pada Sabtu 1 Juni 2024 (doc. Heni Purwono)
Jagongan malam minggu ICMI Banjarnegara di Radio Suara Banjarnegara pada Sabtu 1 Juni 2024 (doc. Heni Purwono)

REFERENSIBERITA.COM - Sedikitnya 44 desa tertinggal di Kabupaten Banjarnegara ditarget untuk dijadikan sebagai Desa Cendekia.

Hal tersebut dikemukakan Ketua ICMI Banjarnegara Mukhlis, dalam acara jagong malam minggu di Radio Suara Banjarnegara pada Sabtu 1 Juni 2024 kemarin.

"Nantinya kita pilih desa yang paling potensial untuk di garap dan kita ingin intervensi yang dilakukan terlihat progresnya,” ujarnya.

Lebih jauh Mukhlis menjelaskan, pihaknya akan mencoba menghidupkan aktivitas yang mati serta menggerakkan aktivitas yang mandek.

“Beberapa kriteria nantinya akan dijadikan sebagai parameter untuk menentukan desa sasaran untuk dijadikan Desa Cendekia,” lanjutnya.

Baca Juga: Angka Perokok Muda di Banjarnegara Masih Tinggi, Pj Bupati Masrofi Prihatin

Senada dengan hal tersebut, Wakil Ketua ICMI Banjarnegara Fanny Tri Raditya menambahkan meski akan melakukan intervensi namun ia memastikan tidak akan tumpang tindih dengan program yang dilakukan oleh Desa maupun Pemerintah Kabupaten.

"Sifatnya sinergis, mengisi ruang-ruang kosong yang masih belum tergarap,”ungkapnya.

Selian itu Fanny juga menjelaskan, meski peran yang diberikan nantinya nampak sederhana, namun pihaknya berharap akan berdampak besar bagi masyarakat.

“Dengan begitu, harapannya sekecil apapun peran kita akan terlihat dampaknya," lanjutnya.

Pada obrolan tersebut, ICMI Banjarnegara menyoroti tentang kenaikan UKT yang menjadi perhatian banyak pihak.

Baca Juga: Poling Bakal Calon Bupati Banjarnegara Favorit, dr. Amalia Desiana Tempati Posisi Teratas

Wakil Sekretaris ICMI Banjarnegara Heni Purwono berharap kebijakan kenaikan UKT tidak hanya ditunda namun dibatalkan beserta Permedikbudristek yang menaunginya.

"Politik anggaran pendidikan perlu dikaji ulang, karena akses pendidikan tinggi sangat penting,” ungkapnya.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: M Alwan Rifai

Sumber: Liputan

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X