Ketua Fraksi Partai NasDem DPRD Kota Serang: Pemkot Jangan Gegabah!

photo author
- Sabtu, 30 Januari 2021 | 01:31 WIB
Ketua Fraksi Partai NasDem DPRD Kota Serang, Khaeroni. (FOTO: Dokumen pribadi)
Ketua Fraksi Partai NasDem DPRD Kota Serang, Khaeroni. (FOTO: Dokumen pribadi)

REFERENSI BERITA - Ketua Fraksi Partai NasDem DPRD Kota Serang, Khaeroni mengaku geram dan tak habis pikir atas sikap Pemkot Serang yang berencana menampung sampah dari Kota Tangsel melalui perjanjian kerja sama dan kesepahaman (MoU).

Menurutnya, dengan dibuatnya nota kesepahaman soal sampah itu Pemkot Serang sudah bertindak gegabah dengan tidak memperhatikan dampak buruk dari kebijakan yang diambil tersebut.

"Secara pribadi maupun atas nama fraksi, saya merasa geram sekaligus kecewa dengan adanya nota kesepahaman itu. Kebijakan yang diambil Pemkot Serang itu jelas tidak memperhatikan dampak buruk yang akan timbul, baik terhadap lingkungan TPAS (Tempat Pembuangan Akhir Sampah) Cilowong sendiri maupun terhadap warga sekitar," ungkap Khaeroni, Jumat 29 Januari 2021.

Baca Juga: Pemerintah RI punya Utang Rp1 Triliun kepada Ratusan Rumah Sakit

Yang mengherankan, kata dia, sejauh ini pun Pemkot Serang belum mampu mengelola sampah yang berasal dari daerahnya sendiri, namun dengan gampangnya bersedia menampung sampah dari Kota Tangsel yang volumenya sangat banyak.

"Sebagai wakil rakyat dari Dapil Taktakan, dimana TPAS Cilowong itu berada, saya sama sekali tidak pernah dilibatkan dalam pengambilan kebijakan itu. Ini aneh, MoU itu seolah tergesa-gesa tanpa ada kajian terlebih dahulu," tegasnya.

Menurutnya, sebelum mengambil kebijakan apa pun Pemkot Serang harusnya melibatkan banyak fihak, seperti wakil rakyat, akademisi, aktivis lingkungan atau fihak lain yang berkepentingan. Sehingga langkah yang diambil tidak salah dan cenderung merugikan banyak pihak, terutama rakyat.

Baca Juga: Pengurus Daerah DMI Kabupaten Pandeglang Rekomendasikan Penguatan Masjid dan Mushala

"Menurut informasi yang saya dapat, TPAS yang ada di Cilowong, Kecamatann Taktakan itu akan menampung sampah dari Kota Tangsel per harinya mencapai 400 ton. Artinya pula, akan ada ratusan truk pengangkut sampah yang hilir mudik di jalan menuju Cilowong dan sebaliknya. Bisa dibayangkan bagaimana polusi udara dan lingkungan yang ditimbulkan," jelasnya.

Saat ini saja, lanjut dia, volume sampah di TPAS Cilowong per harinya hampir mencapai seribu ton. Sampah itu berasal dari Kota Serang, Kabupaten Serang dan Kota Cilegon. Sementara kemampuan mesin pengolah sampah di Cilowong hanya mampu mengolah kurang lebih 70 ton sampah per harinya.

Baca Juga: Pengamat Politik Universitas Islam 45: Revisi UU Pemilu tak Mendesak

"Jadi bisa dikalkulasi berapa ton sampah yang masuk dan berapa ton yang bisa diolah. Selisihnya sangat jauh. Berarti, setiap hari terjadi penambahan dan penumpukan sampah yang tidak bisa diolah. Ditambah lagi nanti ada kiriman sampah dari Kota Tangsel," ungkapnya.

"Pemerintah Kota Serang ini sebenarnnya maunya apa, jangan-jangan secara diam-diam mau bikin wisata sampah. Cobalah Pemkot Serang melalui Dinas Lingkungan Hidupnya bikin kajian yang matang, buat juga formulanya, jangan gegabah membuat kebijakan, terutama soal penanganan sampah. Harus diketahui TPAS Cilowong masih ada potensi longsor dan itu menghawatirkan, lihat dulu maslahat atau mudharatnya," tegasnya lagi.***

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Rukman Nurhalim Mamora

Tags

Rekomendasi

Terkini

X