Libur Nataru, Jumlah Kunjungan Wisatawan ke Banten cuma Lima Persen

photo author
- Senin, 3 Januari 2022 | 19:37 WIB
Petuga penjaga pantai di kawasan wisata Provinsi Banten mengawasi wisatawan yang bermain di laut. (Dok. Balawista Banten)
Petuga penjaga pantai di kawasan wisata Provinsi Banten mengawasi wisatawan yang bermain di laut. (Dok. Balawista Banten)

REFERENSI BERITA - Penerapan Instruksi Mendagri Nomor: 37/2021 tentang Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) pada Nataru 2021-2022 di Provinsi Banten terbilang cukup sukses.

Seiring dengan itu tingkat kunjungan wisatawan ke kawasan wisata pantai di Provinsi Banten juga terjun bebas.

Dari seluruh objek wisata yang ada, tercatat hanya lima persen pengunjung yang datang.

Baca Juga: Mengenal COP26: Pengertian, dan Hasil Kesepakatan Tentang Menangani Perubahan Iklim

"Kunjungan wisatawan hanya lima persen ke kawasan wisata pantai di Banten. terhitung dari 24 hingga 31 Desember 2021. Jika dihitung total hanya 50 ribu pengunjung dari 1,5 juta kapasitas yang ada," ungkap Ketua Umum Balawista Banten, Ade Ervin kepada wartawan pada Senin, 3 Janurai 2022.

Ade Ervin menjelaskan, Instruksi Mendagri mengenai PPKM tersebut jelas sangat berpengaruh terhadap jumlah kunjungan wisatawan. "Tahun lalu, jumlah pengunjung mencapai 1,5 jura orang," jelas Ade.

Menurunya jumlah wisatawan yang datang ke objek wisata di Banten, terang Ade, mengakibatkan anjloknya pendapatan para pedagang di sepanjang pantai di Banten.

Baca Juga: Merasa Suhu Bumi Terasa Panas 'Ada Apa' Ternyata Membengkak 2,4 Derajat Celcius, Bumi di Ambang Kehancuran

Terkait macetnya arus lalu lintas di kawasan wisata pada tanggal 1 dan 2 Januari 2022, menurut Ade, hal itu disebabkan banyaknya penduduk di sekitar objek wisata yang memberanikan keluar rumah pada akhir saat berakhirnya masa PPKM.

Sementara salah seorang pedagang di Pantai Carita, Kabupaten Pandeglang, Asep mengaku pendapatannya pada akhir tahun 2021 lalu turun sangat drastis.

"PPKM Pak, bangkrut saya. Heran saya, padahal COvid sudah mereda. Covid itu ada, karena banyaknya pemberitaan di media massa. Kalau tidak diberitakan mah, gak ada itu Civid-19," ujar Asep kesal.***

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Rukman Nurhalim Mamora

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X