Namun, penyelidikan kembali digelar setelah keluarga mengajukan laporan resmi. Langkah itu membuka peluang terungkapnya fakta baru tentang penyebab jatuhnya Timothy dari gedung lantai 4 kampus UNUD.
Baca Juga: Purbalingga Raih 7 Kejuaraan di Festival Tunas Bahasa Ibu Jawa Tengah 2025
Peristiwa ini tidak berhenti di lingkup kampus. Gelombang reaksi datang dari berbagai pihak, mulai dari DPR yang menuntut penegakan aturan hingga rumah sakit tempat para pelaku koas juga turut memberikan sanksi. Berikut ini di antaranya:
RSUP Prof Ngoerah Hentikan Program Koas Oknum Pembuli
Rumah Sakit Umum Pusat Prof Ngoerah di Denpasar, diketahui kini mengambil tindakan tegas terhadap mahasiswa yang diduga melakukan perundungan.
Plt Direktur Utama RSUP Prof Ngoerah, I Wayan Sudana menuturkan para mahasiswa kedokteran Universitas Udayana yang diduga terlibat dalam aksi perundungan terhadap Timothy, dikeluarkan dari kegiatan belajar dalam program koas di rumah sakit.
“RS Ngoerah mengambil tindakan tegas untuk mengembalikan peserta didik tersebut ke Universitas Udayana untuk dilakukan pendalaman dan investigasi,” kata Sudana dalam keterangannya di Denpasar, Bali, pada Minggu, 19 Oktober 2025.
Sudana menegaskan, sikap tidak beretika para mahasiswa itu mencoreng nama institusi pendidikan dan rumah sakit.
“Kami tegaskan kembali bahwa mereka adalah peserta didik yang sedang belajar di RS Ngoerah. Bukan sebagai karyawan RS Ngoerah sehingga tidak bisa disebut mewakili RS Ngoerah,” tambahnya.
DPR Desak Pengaktifan Satgas Pencegahan Kekerasan
Sorotan juga datang dari Ketua Komisi X DPR RI, Hetifah Sjaifudian yang menilai kematian Timothy adalah peringatan keras bagi dunia pendidikan agar tidak lagi menutup mata terhadap kekerasan kampus.
Hetifah lantas meminta semua perguruan tinggi mengaktifkan Satuan Tugas Pencegahan dan Penanganan Kekerasan serta membuka kanal pelaporan yang aman bagi mahasiswa.
“Kami mendorong setiap perguruan tinggi mengaktifkan Satgas Pencegahan dan Penanganan Kekerasan serta membuka kanal pelaporan yang aman bagi mahasiswa. Jangan biarkan korban takut bicara,” ujar Hetifah dalam keterangan resminya, pada Minggu, 19 Oktober 2025.
Hetifah juga menegaskan pentingnya layanan konseling dan pendampingan psikologis di kampus agar mahasiswa dapat tumbuh dalam lingkungan yang aman dan berdaya.
Artikel Terkait
Heboh Rainbow Slide Ambruk, Cerminkan Betapa Pentingnya Keamanan Wahana Permainan di Tanah Air