REFERENSIBERITA.COM-Kegiatan belajar mata pelajaran Sejarah Tingkat Lanjut di SMAN 1 Sigaluh Banjarnegara,Banjarnegara, Kamis (12/9/2024) berujung pada penemuan mengejutkan. Seorang siswa kelas XI 5, Zaki Lutfi, menemukan batu dengan cekungan unik di tepi Sungai Pundung, Dusun Brayut, Desa Gembongan, yang diduga merupakan benda cagar budaya.
Baca Juga: Ayu Bening Mahardika Tuswadi Raih Beasiswa Pemerintah Jepang, Berbagi Tips Sukses
Penemuan ini terjadi saat para siswa menyelesaikan kegiatan belajar di lapangan. Kegiatan ini bertujuan mengamati batu besar bergoresan figur ikan, atau dikenal masyarakat lokal sebagai Watu Gunting atau Watu Supit Urang.
Namun, fokus berubah ketika Zaki menemukan batu hampir sebesar buah kelapa kecil dengan ceruk seperti lumpang. Temuan tersebut sontak mengejutkan para siswa yang menilai bahwa benda tersebut bukanlah benda biasa, melainkan benda dari zaman purba.
Baca Juga: Ilmuwan Negeri Sakura Terkesima dengan Banjarnegara
"Kalau ini batu mainan anak misalnya, tidak lazim karena ditemukan di makam. Mana ada anak-anak yang berani bermain di makam. Atau kalaupun cekungan itu terbentuk dari tetesan air, juga tidak mungkin karena batu tersebut di pinggir sungai yang terbuka," jelas Zaki.
Saat dikonfirmasi tentang temuan tersebut kepada Sekretaris Tim Ahli Cagar Budaya (TACB) Banjarnegara, Aryadi Dewanto, mengungkapkan bahwa akan sulit menyimpulkan makna sebuah temuan jika hanya melihat dari satu objek temuan saja.
Baca Juga: Kunjungan SMP Negeri 4 Kalibening ke Dieng :Pembelajaran Kearifan Lokal Melalui P5
"Kita harus melihat konteks temuan tersebut dan juga akan lebih baik jika kita komparasikan dengan temuan lain. Kalau hanya temuan satu benda, masih sulit menyimpulkannya," ujar arkeolog lulusan UGM ini.
Heni Purwono, Guru Mata Pelajaran Sejarah Tingkat Lanjut SMAN 1 Sigaluh, mengungkapkan bahwa kegiatan belajar di luar ruangan seperti ini lebih ditujukan agar siswa memiliki daya kritis terhadap lingkungan sekitarnya.
Baca Juga: 7 Tips Memotivasi Anak Supaya Rajin Belajar di Rumah
"Pembelajaran tidak membosankan hanya di dalam kelas. Mereka mulai memunculkan interpretasi sejarah terhadap temuan batu tersebut. Hal ini bagus agar memancing rasa ingin tahu siswa sehingga mereka tertarik untuk belajar."
Artikel Terkait
10 Tips Belajar Matematika Menyenangkan untuk Anak dari Neacourse
Ilmuwan Negeri Sakura Terkesima dengan Banjarnegara
Ayu Bening Mahardika Tuswadi Raih Beasiswa Pemerintah Jepang, Berbagi Tips Sukses