Kepala BNPB Sempat Menyebut Banjir Sumatera Cuma Mencekam di Medsos, Akademisi: Tidak Ada Infrastruktur Informasi yang Valid

photo author
- Senin, 15 Desember 2025 | 15:43 WIB
Akademisi Sulfikar Amir menyoroti tentang pernyataan Kepala BNPB di awal penanganan banjir Sumatera. (YouTube/Forum Keadilan TV)
Akademisi Sulfikar Amir menyoroti tentang pernyataan Kepala BNPB di awal penanganan banjir Sumatera. (YouTube/Forum Keadilan TV)

 


JAKARTA, REFERENSIBERITA.COM - Saat masa penanganan bencana di Sumatera, kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Suharyanto, sempat menuai perhatian dari publik.

Baca Juga: Banjir dan Longsor Sumatera Masuk Ranah Pidana, Satgas PKH Sebut Banyak Korporasi Terindikasi

Pasalnya, pada akhir November 2025 lalu, Suharyanto sempat menyebut bahwa kondisi bencana di Sumatera hanya mencekam di media sosial.

Menanggapi pernyataan tersebut, akademisi Sulfikar Amir menyinggung tentang permasalahan informasi yang didapatkan.

“Di dalam penanganan bencana, salah satu faktor yang sangat menentukan di dalam mitigasinya itu adalah informasi,” ujar Sulfikar Amir, dikutip dari podcast yang diunggah di kanal YouTube Forum Keadilan TV pada Senin, 15 Desember 2025.

Informasi yang Harusnya Sudah Dimiliki BNPB

Menurut Sulfikar, ada dua jenis informasi yang seharusnya sudah dikantongi lebih dulu.

Pertama, informasi tentang apa yang sedang terjadi dan kedua adalah informasi apa yang mau dilakukan selanjutnya.

“Ini mestinya udah masuk ke masyarakat ketika peristiwa itu berlangsung selama 1 hari pertama, masyarakat harus sudah mendapatkan informasi apa yang terjadi dan apa yang mereka harus lakukan,” terangnya.

Di momen tersebut, menurut Sulfikar, belum ada informasi bencana yang masuk ke masyarakat, tak terkecuali dengan peringatan dini.

Baca Juga: 916 Orang Meninggal dalam Bencana Banjir-Longsor Sumatera, BNPB Sebut 274 Orang Masih dalam Pencarian

Tak ada Peringatan Dini, Dasar Informasi yang Diterima Tak Valid

Indonesia dengan kondisi geografisnya sebagai negara yang punya banyak dataran tinggi rawan longsor hingga gunung berapi, menjadi salah satu yang punya risiko bencana tertinggi di dunia.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Alya Ulfah

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

INSTAR Beri Pengakuan atas Praktik Keberlanjutan IFG

Selasa, 16 Desember 2025 | 15:03 WIB
X