Mengais Terang di Tenda Gelap, Pengungsi Aceh Tamiang Butuh Lilin Selain Makanan

photo author
- Rabu, 10 Desember 2025 | 20:45 WIB
Tangkapan layar seorang pengungsi di Aceh Tamiang yang menyebut makanan lebih penting di tenda pengungsian dibandingkan uang. (Facebook/Charren Ladyong Yekching)
Tangkapan layar seorang pengungsi di Aceh Tamiang yang menyebut makanan lebih penting di tenda pengungsian dibandingkan uang. (Facebook/Charren Ladyong Yekching)

ACEH, REFERENSIBERITA.COM - Bencana banjir bandang yang melanda Aceh Tamiang dalam beberapa waktu terakhir telah mengubah banyak hal, termasuk nilai dan prioritas hidup bagi para pengungsi.

Baca Juga: Mengira Hari Kiamat, Kisah Bocah Aceh Bertahan Hidup Saat Air Banjir Mulai Naik

Bagi mereka yang kini harus bertahan di tenda-tenda darurat, mata uang yang selama ini menggerakkan dunia, mendadak kehilangan maknanya di hadapan kebutuhan dasar yang paling mendesak.

Kisah tentang pergeseran nilai ini diungkapkan oleh salah seorang pengungsi pria di Aceh Tamiang.

Curahan hatinya terekam dalam sebuah video yang diunggah di Facebook oleh akun Charren Ladyong Yekching pada Selasa, 9 Desember 2025.

Dalam situasi yang serba terbatas, pria tersebut dengan lugas menyatakan bahwa uang bukanlah lagi hal yang dicari oleh para penyintas.

Yang dibutuhkan saat ini adalah kepastian perut terisi dan penerangan untuk melewati malam.

"Kalau uang kami tidak minta, uang tidak berharga, makanan yang penting," ucap pria tersebut.

Selain makanan, ia juga menyoroti kebutuhan penting lainnya yang sering terabaikan dalam distribusi bantuan.

Malam-malam di tenda pengungsian terasa gelap dan panjang tanpa sumber cahaya.

"Lilin penerangan tidak ada, boleh-boleh dibagikan," lanjutnya.

Baca Juga: Di Balik Bencana Banjir Aceh, Ada Pilu Peternak saat Melihat Puluhan Bangkai Kambingnya Tergeletak dalam Kubangan Lumpur

Aceh Tamiang diketahui merupakan salah satu wilayah yang paling terdampak oleh bencana banjir bandang, menyebabkan ribuan warga harus mengungsi dan meninggalkan seluruh harta benda mereka.


Kondisi ini membuat para pengungsi kini menggantungkan hidup sepenuhnya pada uluran tangan dan bantuan logistik.

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Alya Ulfah

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

INSTAR Beri Pengakuan atas Praktik Keberlanjutan IFG

Selasa, 16 Desember 2025 | 15:03 WIB
X