Meski Terkena Banjir, Ribuan Hektar Tanaman Padi belum Tentu Gagal Panen

photo author
- Rabu, 9 Desember 2020 | 20:07 WIB
WAKIL Bupati Pandeglang, Tanto Warsono Arban (tengah), saat meninjau sekaligus memberikan bantuan logistik bagi korban musibah banjir di Kecamatan Patia, Munjul, dan Kecamatan Cikeusik, Senin 7 Desember 2020. (Humas dan Protokol Setda Pandeglang )
WAKIL Bupati Pandeglang, Tanto Warsono Arban (tengah), saat meninjau sekaligus memberikan bantuan logistik bagi korban musibah banjir di Kecamatan Patia, Munjul, dan Kecamatan Cikeusik, Senin 7 Desember 2020. (Humas dan Protokol Setda Pandeglang )

REFERENSI BERITA - Sebanyak 8.573 hektare tanaman padi yang tersebar di lima kabupaten dan kota di Provinsi Banten terendam banjir, menyusul turunnya hujan dengan intensiitas tinggi dan meliapnya sejumlah aliran sungai.

Kepala Dinas Pertanian (Distan) Provinsi Banten, Agus M Tauchid, Rabu (9/12) mengatakan, areal tanaman padi yang terkena banjiir di Banten tersebar di Kabupaten Pandeglang seluas 7.612,9 hektare dari luas tanaman padi 16.255 hektare.

"Di Pandeglang itu tersebar di 16 kecamatan, rata-rata usia tanam 1 sampai 30 hari. Namun demikian ada juga yang sudah 70 hari," terangnya.

Baca Juga: Usai Monitor Pilkada, Wagub & Kapolda Banten Gowes Cilegon-Serang

Selanjutnya di Kabupaten Lebak seluas 750 hektare dari luas tanam 2021 hektare, di Kabupaten Serang 161 hektare, di Kota Serang 20 hektare, Kota Cilegon 30 hektare.

"Jadi data sampai hari ini luas tanaman padi di Banten yang terendam banjir 8.573,9 dari luas tanaman 18.844 hektare," jelas Agus diamini Kepala UPT Benih dan Perlindungan Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan (UPT BPTPHP) Distan Banten, Luki Saptaji.

Sementara Luki Saptaji menambahkan, selain komoditas tanaman langan jenis padi yang terkena banjir, ada juga tanaman bawang merah seluas 6 hektare.

Baca Juga: MAKI: Isi Bansos Covid-19 Dikorting dari Rp300 Ribu jadi Rp188 Ribu

"Data yang kami sampaikan hanya data lahan sawah yang ada tanamannya. Data tersebut belum bisa dinyatakan sebagai data gagal  panen atau puso, karena sifatnya masih laporan insidentil," imbuhnya.

Sedangkan pernyataan puso baru bisa dihitung setelah banjir. Karena dimungkinkan pasca banjir masih ada tanaman yang bisa tumbuh kembali.

"Lahan pertanian atau sawah yang tidak ada pertanamannya tidak kami data, karena air hanya melintas," terang Luki.

Sedangkan untuk mengantisipasi adanya gagal tanam pasca banjir, Distan Banten melalui UPT BPTPHP sudah menyiapkan benih kurang lebih 20 ton, sebagai bantuan dari Cadangan Benih Daerah (CBD).***

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Rukman Nurhalim Mamora

Tags

Rekomendasi

Terkini

X