REFERENSI BERITA – Di bawah kepemimpinan Gubernur Banten Wahidin Halim (WH) dan Wakil Gubernur Banten Andika Hazrumy nilai produktivitas sektor pertanian dan peternakan di Banten mengalami kenaikan yang cukup signifikan meskipun dalam dua tahun terakhir tengah dihadapkan pada persoalan pandemi Covid-19.
Salah satu upaya yang dilakukan dalam pengembangan sektor pertanian dan peternakan itu adalah mengarahkan pada swasembada pangan berkelanjutan, berupaya memenuhi pangan lokal maupun nasional dengan mengurangi impor komoditas strategis dan mengusahakan ekspor komoditas unggulan untuk mensejahterakan petani serta menambah pendapatan negara.
Untuk mewujudkan itu, Dinas Pertanian (Distan) Provinsi Banten merumuskan terobosan strategi ketahanan pangan dengan penguatan komoditas unggulan yang harus memenuhi empat pilar.
Baca Juga: Syech Fadhil Bertemu dengan Tiga Ulama Kharismatik Aceh di Bireuen
Kepala Distan Provinsi Banten Agus Tauchid mengungkapkan, empat pilar itu yakni pertama harus berdaya saing tinggi, kedua harus mendapatkan dukungan Pemerintah Daerah (Pemda) dan Pusat atau terdesentralisasi, yang ketiga ia harus berkerakyatan yang artinya apapun yang diupayakan dalam pertanian itu harus familiar dengan petani, peternak, atau perkebunan di Provinsi Banten.
“Dan yang keempat harus berkelanjutan, karena sebuah sistem akan bisa berjalan manakala hulu mampu mensuplay hilir dan hilir mampu menarik hulu,” katanya.
Agus melanjutkan, empat pilar ini diimplementasikan dalam empat sub sektor yang sangat menentukan tingkat kesejahteraan petani di Provinsi Banten, yakni tanaman pangan, perkebunan, peternakan dan hortikultura.
Baca Juga: Tokoh Papua Curhat ke Ketua DPD RI, Berharap Anak Papua Diberi Kepercayaan dan Penghormatan
“Pada sub sektor tanaman pangan padi dan jagung adalah komoditas yang mampu memenuhi empat pilar sistem agribisnis, melalui transformasi bidang pertanian yang tertuang dalam RPJMD 2017-2022. Produksi tanaman pangan beras kita pada tahun 2020 sudah mencapai 937.815 ton dan peringkat 9 nasional,” ucapnya.
Dikatakan Agus, Gubernur dan Wakil Gubernur Banten juga memastikan tidak ada lagi penjualan gabah yang keluar Banten. Hal itu dilakukannya agar nilai tambah hasil panen betul-betul dinikmati para petani.
Untuk itu pihaknya melakukan upaya transpormasi dalam bidang ini dengan upaya membentuk BUMD pangan, sehingga petani di Provinsi Banten mempunyai jaminan penyerapan hasil panen meminimalisir mengalirnya gabah keluar Provinsi Banten.
Baca Juga: Tokoh Papua Curhat ke Ketua DPD RI, Berharap Anak Papua Diberi Kepercayaan dan Penghormatan
"Melalui BUMD Agribisnis Banten Mandiri (ABM) diharapkan bisa menjadi afalis penjamin petani selain Bulog,” ujarnya.
Luas lahan sawah itu tersebar di Kabupaten Pandeglang dengan luas 52,64 ribu hektar atau sekitar 25,52 persen dari total sawah di Provinsi Banten.
Selanjutnya, diikuti Kabupaten lebak dengan luas sawah sebesar 51,30 ribu hektar atau 25,84 persen, dan di posisi ketiga luas sawah di Kabupaten Serang sebesar 48,12 ribu hektar atau 24,24 persen.
Artikel Terkait
Peta Wilayah Pembangunan, Wagub Banten Sebut Pandeglang dan Lebak Klaster Pertanian
Team Vaksinasi Mobile Polres Lebak Polda Banten Sasar Warga di Areal Pasar Rangkasbitung
Resmikan Masjid Birrul Walidain di Kota Tangerang Gubernur WH: Kebijakan Pemprov Banten Selalu Dekat Ulama
Gubernur WH: Tambah Satu, Sekarang Tiga Klub Sepakbola Minati Banten International Stadium
Ambil Tema Saba Budaya Baduy, Relawan Ganjar1st Banten Resmi Dideklarasikan