Mengenal Film Suzanna, Lebih dari Sekedar Film Horor Biasa

REFERENSI BERITA - Jiika bierbicara tentang negara penghasil film horor terbanyak, Indonesia boleh dibilang sebagai salah satu juaranya.

Mulai dari film horor yang bener-bener menyeramkan seperti Pengabdi Setan hingga film horor “ecek-ecek" yang hanya jual adegan panas dapat ditemukan di dunia perfilman Indonesia.

Tapi dari semua itu, tampaknya belum ada yang bisa mengalahkan film-film horor era Suzanna, sang ratu horor Indonesia yang legendaris.

Baca Juga: Tak Melulu Harta, 5 Hal Ini Ampuh Bikin Isteri Bahagia!

Sejak memulai karirnya pada tahun 1958 dalam film Asmara Dara, Suzanna Martha Frederika Van Osch telah membintangi puluhan judul film.

Kebanyakan adalah film-film horor yang begitu populer antara dekade 1970-an hingga 1980-an, mulai dari Beranak Dalam Kubur, Ratu Ilmu Hitam, Nyi Blorong, serta Malam Satu Suro.

Dikutip Referensi Berita.com dari akun Instagram @ruangklasik, pada Jumat, 11 Februari 2022, film-film horor Suzanna, selain sebagai sebuah karya seni tentunya, rupanya dapat menjelma sebagai sebuah karya yang mendefinisikan suatu zaman.

Baca Juga: Daftar Beasiswa Instansi Dalam Negeri: Solusi Kuliah Gratis Dalam Negeri Cek Persyaratanya Disini

Hal ini dapat kita saksikan dengan jelas melalui berbagai judul film horor yang dibintangi Suzanna sepanjang dekade 1980-an.

Premis cerita yang mirip-mirip dalam setiap film Suzanna rupanya mampu mewakilkan isu-isu sosial apa saja yang ada di era 80-an.

Contohnya, dalam beberapa film plot ceritanya selalu seputar pembunuhan, seks, berujung balas dendam dari sosok hantu perempuan jahat yang dapat dikalahkan oleh kekuatan pemuka agama.

Baca Juga: Anggota Dewan Ini Digadang Jadi Calon Bupati Lebak 2024, Ini Kata Pengamat Politik Milenial Imron Wasi

Penggunaan plot cerita semacam itu mewakili perspektif masyarakat pada era 80-an terhadap hal-hal yang berbau mistis, terhadap kehidupan seksual yang sering dianggap tabu, hingga terhadap kedudukan perempuan dalam kehidupan sosial masyarakat itu sendiri.

Tidak sampai di situ saja, perspektif masyarakat terhadap kekuatan agama juga turut dicerminkan melalui sosok pemuka agama yang selalu berhasil mengalahkan si hantu dalam film.